Bisnis.com, JAKARTA - Lonjakan inflasi diperkirakan membuat PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR), PT Indo Sentra Pelangi, bagian dari PT Indofood CBP Makmur Sentosa Tbk. (ICBP), dan produsen sausnya untuk memastikan sumber bahan baku cabainya beragam.
Menurut Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal, langkah tersebut perlu diambil menyusul inflasi Juli 2022 yang berada di level tertinggi sejak Oktober 2015, yakni 4,94 persen.
Produsen saus dinilai perlu mewanti-wanti kondisi tersebut lantaran mengacu kepada data Badan Pusat Statistik (BPS), harga cabai merah menjadi komoditas yang merupakan salah satu kontributor utama penyumbang inflasi.
"Tak hanya menaikkan harga. Sebab, faktor kenaikan harga cabai lebih banyak dari sisi suplai, seperti gagal panen yang biasanya rutin terjadi setiap tahun. Perlu diversifikasi sumber," kata Faisal kepada Bisnis, Selasa (2/8/2022).
Kendati demikian, dia meyakini produsen-produsen produk saus di Tanah Air sudah memiliki jaringan rantai pasok bahan baku yang beragam di daerah-daerah penghasil.
Mengutip informasi Kementerian Perindustrian (Kemenperin), terdapat sejumlah produsen besar di industri saus Tanah Air. Di antaranya, bagian dari PT Indofood CBP Sumber Makmur Tbk (ICBP), PT Indo Sentra Pelangi.
Baca Juga
Perusahaan tersebut memiliki kapasitas produksi sebanyak 20,61 juta liter per tahun untuk produk sambal dengan nilai investasi mencapai Rp79 miliar melalui skema penanaman modal dalam negeri (PMDN).
Selain ICBP, ada PT Unilever PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) yang memiliki kapasitas produksi saus sebanyak 4.200 ton per tahun dengan nilai investasi US$2,5 juta atau setara dengan sekitar Rp37 miliar (kurs 1 Agustus 2022).
Kemudian, PT Prakarsa Alam Segar yang memiliki kapasitas produksi sebanyak 86.400 ton per tahun dengan nilai investasi sekitar Rp58,2 miliar.