Bisnis.com, JAKARTA – Tingginya harga cabai merah diprediksi membuat perusahaan makanan dan minuman PT Indofood CBP Sumber Makmur Tbk (ICBP) dan PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) menyesuaikan harga jual produk sausnya.
Mengutip informasi Kementerian Perindustrian (Kemenperin), terdapat sejumlah produsen besar di industri saus Tanah Air antara lain PT Indofood CBP Sumber Makmur Tbk (ICBP), PT Indo Sentra Pelangi.
ICBP memiliki kapasitas produksi sebanyak 20,61 juta liter per tahun untuk produk sambal dengan nilai investasi mencapai Rp79 miliar melalui skema penanaman modal dalam negeri (PMDN).
Selain ICBP, ada PT Unilever PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) yang memiliki kapasitas produksi saus sebanyak 4.200 ton per tahun dengan nilai investasi US$2,5 juta atau setara dengan sekitar Rp37 miliar (kurs 1 Agustus 2022).
Direktur Eksekutif Next Policy Fithra Faisal mengatakan tingginya harga bahan baku cabai merah akan berdampak terhadap ongkos produksi salah satu segmen produk, yakni saus.
"Pasti berpengaruh. Menaikkan harga produk di level jadi satu-satunya jalan. Kalau tidak mereka tidak akan survive," kata Fithra kepada Bisnis, Senin (1/8/2022).
Baca Juga
Sebelumnya, lanjut Fithra, strategi yang dijalankan oleh pelaku industri makanan dan minuman (mamin) dengan memperkecil ukuran produk tidak efektif.
Dia menjelaskan inflasi kali ini meningkatkan probabilitas produsen industri mamin untuk menaikkan harga produk di level konsumen. Terutama produk dengan harga bahan baku tinggi seperti cabai merah sebagai bahan baku utama saus sambal.
Berdasarkan hasil simulasi Next Policy, inflasi meningkatkan probabilitas perusahaan sektor mamin untuk menaikkan harga di tingkat konsumen berada di level 50 persen pada kuartal III/2022.
Pada kuartal II/2022, simulasi Next Policy menunjukkan probabilitas produsen mamin menaikkan harga di tingkat konsumen masih berada di level 20 persen- 30 persen.