Bisnis.com, JAKARTA - Emiten menara PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) alias Mitratel menyebut akuisisi 6.000 menara Telkomsel bakal menambah potensi pendapatan backlog sekitar Rp9,6 triliun hingga 10 tahun mendatang.
Direktur Investasi Mitratel Hendra Purnama mengatakan, pihaknya mendapatkan tambahan pendapatan backlog senilai Rp9,6 triliun untuk 10 tahun ke depan. Jika dijumlahkan dengan kontrak MTEL saat ini, maka MTEL telah mengantongi kontrak Rp42 triliun untuk 10 tahun mendatang.
"Sejak 2018 sampai saat ini, pertumbuhan dari kontrak-kontrak di Mitratel ada di 26 persen. Ini jumlah growth yang sangat signifikan," tutur Hendra dalam Media Gathering Mitratel di Jakarta, Selasa (2/8/2022).
Dia menjelaskan, 6.000 menara Telkomsel yang diakuisisi ini memiliki jumlah 6.014 tenant, dengan 87 persen lokasinya berada di perkotaan, dan 13 persen di area suburban atau remote area. Akuisisi ini sekaligus membawa total menara MTEL menjadi sekitar 35.000 menara.
Hendra melanjutkan, akuisisi ini menekan tenancy ratio MTEL menjadi 1,4 kali. Pasalnya, menara yang diakuisisi dari Telkomsel ini hanya memiliki tenancy ratio 1 kali.
Lebih lanjut, dari transaksi ini, dia menyebut MTEL tidak hanya membeli 6.000 menara dari Telkomsel, tetapi MTEL juga mendapatkan komitmen dari Telkomsel untuk membangun 1.000 menara baru ke depan selama 3 tahun.
Baca Juga
Adapun nilai timbal balik atas komitmen untuk memesan sewa menara telekomunikasi 1.000 unit dari Telkomsel tersebut adalah sebesar Rp450 miliar.