Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah melemah pada awal perdagangan pekan ini, Senin (1/8/2022) setelah data ekonomi China yang buruk menambah kekhawatiran bahwa perlambatan global dapat melemahkan permintaan.
DIlansir Bloomberg, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman September melemah 0,5 persen menjadi US$98,12 per barel di New York Mercantile Exchange pada pukul 5.44 WIB.
Sementara itu, harga minyak brent Brent untuk kontrak Oktober terpantau melemah 0,3 persen ke level US103,71 per barel di ICE Futures Europe exchange.
WTI melemah menuju US$98 per barel setelah tenggelam hampir 7 persen sepanjang Juli 2022, sekaligus mencatat pelemahan bulanan berturut-turut pertama sejak akhir 2020.
Data akhir pekan menunjukkan kontraksi mengejutkan dalam aktivitas manufaktur China, menyoroti dampak dari kebijakan pemerintah China untuk memperketat pembatasan mobilitas guna mengatasi Covid-19.
Sementara itu di Libya, Menteri Permiyakan Mohamed Oun mengatakan produksi minyak mentah telah pulih setelah serangkaian gangguan yang mengurangi lebih dari separuh pasokan. Produksi telah kembali ke 1,2 juta barel per hari, level yang terakhir yang dicapai pada awal April.
Baca Juga
Harga minyak terus bergejolak dalam beberapa bulan terakhir karena kekhawatiran tentang perlambatan melukai permintaan komoditas bahkan ketika sinyal yang mendasari menunjukkan kondisi fisik yang masih ketat.
Data pekan lalu menunjukkan ekonomi AS menyusut untuk kuartal kedua, sementara Federal Reserve menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin.