Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Terkoreksi Tipis Tertekan Lonjakan Stok BBM AS

Harga minyak terbebani lonjakan persediaan bahan bakar di Amerika Serikat dan meningkatnya kekhawatiran terhadap dampak ekonomi dari kebijakan tarif AS.
Dongkrak pompa mengebor minyak mentah dari Ladang Minyak Yates di Permian Basin, Texas, AS, 17 Maret 2023./REUTERS-Bing Guan
Dongkrak pompa mengebor minyak mentah dari Ladang Minyak Yates di Permian Basin, Texas, AS, 17 Maret 2023./REUTERS-Bing Guan

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak dunia ditutup melemah tipis pada Rabu (16/7/2025), terbebani oleh lonjakan persediaan bahan bakar di Amerika Serikat dan meningkatnya kekhawatiran terhadap dampak ekonomi dari kebijakan tarif AS.

Melansir Reuters, Kamis (17/7/2025), kontrak berjangka Brent ditutup melemah 19 sen atau 0,3% ke level US$68,52 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) melemah 14 sen atau 0,2% ke US$66,38 per barel.

Badan Informasi Energi (EIA) melaporkan bahwa stok bensin AS melonjak 3,4 juta barel pekan lalu, berbanding terbalik dengan proyeksi penurunan 1 juta barel. Persediaan distilat—termasuk solar dan minyak pemanas—naik drastis 4,2 juta barel, jauh melampaui perkiraan sebesar 200.000 barel.

Sementara itu, stok minyak mentah justru turun 3,9 juta barel ke level 422,2 juta barel, jauh di atas ekspektasi penurunan 552 ribu barel.

"Pasar tampaknya kecewa melihat lonjakan besar di stok bensin dan distilat, padahal kilang tengah beroperasi mendekati kapasitas maksimum mereka," ujar Presiden Lipow Oil Associates Andrew Lipow, merujuk pada tingkat operasional kilang yang nyaris mencapai 94% dari kapasitas total.

Ia menambahkan bahwa turunnya permintaan bensin usai libur 4 Juli turut mengecewakan pelaku pasar, mengingat saat ini adalah puncak musim berkendara musim panas. Permintaan bensin, yang diukur dari volume produk yang disuplai, turun 670.000 barel per hari menjadi 8,5 juta bph.

Di tengah berlanjutnya ketegangan dagang, Presiden Donald Trump mengancam akan memberlakukan tarif "sangat berat" terhadap Rusia dalam 50 hari jika tidak ada kesepakatan terkait perang Ukraina.

Komisi Eropa pun bersiap mengambil langkah balasan apabila negosiasi dengan Washington mengenai perdagangan dengan Uni Eropa menemui jalan buntu.

Sementara itu, rumor bahwa Trump akan memecat Ketua The Fed Jerome Powell mendorong ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga mulai September, dengan minimal satu penurunan tambahan pada Desember.

Trump telah membantah rencana pemecatan tersebut, meski menolak menutup kemungkinan. Penurunan suku bunga biasanya berdampak positif terhadap aktivitas ekonomi dan permintaan energi.

Federal Reserve melaporkan bahwa aktivitas ekonomi AS meningkat sedikit dalam beberapa pekan terakhir, tetapi prospeknya tetap netral hingga cenderung pesimistis. Banyak pelaku usaha menyebut tarif yang lebih tinggi menekan harga dan biaya produksi.

Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dalam laporan bulanannya memproyeksikan pemulihan ekonomi global di paruh kedua tahun ini. Ditegaskan bahwa Brasil, China, dan India mencatat pertumbuhan yang melampaui ekspektasi, sementara AS dan Uni Eropa mulai bangkit dari pelemahan tahun lalu.

Di China, kilang milik negara kembali meningkatkan produksi usai menyelesaikan pemeliharaan rutin, untuk memenuhi lonjakan permintaan bahan bakar kuartal ketiga dan mengisi ulang stok solar dan bensin yang berada di titik rendah dalam beberapa tahun terakhir. Barclays memperkirakan permintaan minyak China tumbuh 400.000 barel per hari secara tahunan di paruh pertama 2025, menjadi 17,2 juta bph.

Dari sisi pasokan, serangan drone yang terus berlangsung selama tiga hari di wilayah otonom Kurdistan, Irak, memaksa penghentian sejumlah fasilitas produksi dan memangkas output minyak sebesar 140.000 hingga 150.000 barel per hari, menurut dua pejabat energi setempat.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper