Bisnis.com, JAKARTA – Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) emiten Grup MAP memutuskan untuk kembali absen membagikan dividen dan menyiapkan dana untuk ekspansi.
VP Investor Relation MAP Ratih Gianda mengatakan, hasil RUPS Grup MAP secara keseluruhan belum memberikan dividen karena mengalokasikan dana untuk ekspansi.
“Hal ini karena melihat potensial yang ada, kita akan mengembangkan bisnis lebih lanjut saat ini. Kita akan alokasikan ke rencana ekspansi tahun ini,” ungkapnya usai paparan publik, Kamis (28/7/2022).
Sepanjang 2021, ketiga emiten tersebut telah membukukan kinerja yang positif dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yang membuat Grup MAP harus absen membagikan dividen.
Berdasarkan laporan keuangan sampai dengan Desember 2021, PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI) membukukan laba bersih Rp577 miliar, tumbuh pesat dari capaian tahun sebelumnya hanya Rp18 miliar. Selanjutnya, PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk. (MAPA) juga membukukan laba hingga Rp170 miliar, dari tahun sebelumnya hanya Rp1 miliar.
Sejalan, PT MAP Boga Adiperkasa Tbk. (MAPB) juga membukukan laba bersih Rp42 miliar, berbalik dari tahun sebelumnya rugi Rp10 miliar.
Baca Juga
MAPI sendiri terakhir membagikan dividen pada Mei 2019, dengan besaran Rp10 per saham. Adapun, pada 2018 tahun-tahun sebelumnya MAPI juga rajin membagikan dividen senilai Rp40 per saham pada 2018 dan Rp25 per saham pada 2017.
Pada tahun ini, MAP Group melalui MAPA tengah berfokus melakukan ekspansi ke Malaysia dan Singapura dengan menjalin kerja sama bersama brand seperti Converse dan Reebok.
Wakil Presiden Direktur PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) VP Sharma mengatakan, MAP Group tidak akan melakukan ekspansi di luar Indonesia jika tidak didukung oleh brand-brand yang memberikan keuntungan besar.
“Ekspansi internasional, kecuali kalau ada brand yang sangat menguntungkan, kami tidak akan ekspansi ke luar negeri. Indonesia akan tetap menjadi prioritas teratas untuk pertumbuhan ke depan,” ungkapnya.
Adapun, pada tahun ini, MAPI menyiapkan anggaran belanja modal antara Rp1,2 triliun – Rp1,3 triliun, hampir sama namun sedikit lebih tinggi dari tahun lalu.
“Capex secara keseluruhan akan kita spending sudah pasti melihat situasi, memang untuk segmen lebih ke active karena brandnya lebih banyak, dan juga segmen makanan dan minuman. Sampai dengan semester pertama ini sudah terserap 30 persen,” kata Sharma.