Bisnis.com, JAKARTA - Emiten suku cadang grup Astra yakni PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO) berhasil mencatat kenaikan pendapatan sepanjang semester I/2022. Sementara itu, laba bersih perseroan juga naik lebih dari setengahnya.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2022 yang dipublikasikan di Harian Bisnis Indonesia, Kamis (28/7/2022), emiten bersandi AUTO ini mencetak pendapatan Rp8,58 triliun naik 19,99 persen dibandingkan dengan Rp7,15 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Catatan tersebut, didukung oleh penjualan lokal sebesar Rp5,2 triliun yang naik 21,79 persen dari Rp4,27 triliun. Sementara itu, penjualan ekspor juga meningkat 6,87 persen menjadi Rp746,73 miliar.
Adapun, penjualan kepada pihak berelasi setelah dikurangi diskon turut meningkat menjadi Rp2,83 triliun dari Rp2,38 triliun.
Direktur Astra Otoparts Wanny Wijaya menyampaikan kinerja ciamik perseroan pada semester I/2022 dibuktikan dengan pendapatan yang naik hingga 20 persen.
"Pendapatan dan laba bersih perseroan naik dibandingkan dengan semester 1/2021, hal ini disebabkan dengan adanya peningkatan performa dari original equipment for manufacture (OEM) dan replacement market (REM). Pendapatan perseroan juga naik sebesar 20 persen seiring dengan kenaikan permintaan akan produk dan layanan yang dihasilkan oleh perseroan," jelasnya kepada Bisnis, Kamis (28/7/2022).
Baca Juga
Lebih lanjut, pendapatan tersebut membuat laba bersih AUTO meningkat signifikan menjadi Rp432,49 miliar naik 61,79 persen dibandingkan dengan periode semester I/2021 sebesar Rp267,06 miliar.
Jika dirunut, seiring kenaikan pendapatan bersih, beban pokok pendapatan juga turut meningkat menjadi Rp7,45 triliun dari Rp6,26 triliun. Hal ini membuat laba bruto perseroan meningkat menjadi Rp1,12 triliun dari Rp890,49 miliar.
Selanjutnya, beban penjualan dan beban umum administrasi juga turut meningkat masing-masing menjadi Rp436,86 miliar dan Rp492,64 miliar.
Kendati demikian, AUTO mencatatkan bagian atas laba bersih entitas asosiasi dan ventura bersama sebesar Rp292,67 miliar dari Rp237,47 miliar pada paruh pertama tahun lalu.
Dengan begitu, laba sebelum pajak penghasilan juga meningkat dari Rp346,98 miliar menjadi Rp516,17 miliar pada paruh pertama tahun ini.
Adapun, jumlah aset AUTO juga meningkat dari Rp16,94 triliun pada 31 Desember 2021 menjadi Rp17,56 triliun pada 30 Juni 2022.
Kenaikan aset terutama pada pos aset lancar karena kenaikan persediaan menjadi Rp2,78 triliun dari Rp2,35 triliun, serta kenaikan piutang pihak ketiga menjadi Rp1,45 triliun dari Rp1,2 triliun.
Di sisi lain, total liabilitas AUTO meningkat menjadi Rp5,48 triliun pada paruh pertama tahun ini dari posisi Rp5,1 triliun pada akhir tahun lalu.
Peningkatan terutama karena jumlah liabilitas jangka pendek yang meningkat menjadi Rp4,68 triliun dari Rp4,32 triliun.