Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jauh dari Profit, Morgan Stanley Sebut Valuasi GOTO Kemahalan

Masih jauh dari profit, Morgan Stanley sebut valuasi saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) saat ini kemahalan.
Masih jauh dari profit, Morgan Stanley sebut valuasi saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) saat ini kemahalan. Bisnis/Himawan L Nugraha
Masih jauh dari profit, Morgan Stanley sebut valuasi saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) saat ini kemahalan. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Masih jauh dari profit, Morgan Stanley sebut valuasi saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) saat ini kemahalan.

Pasalnya, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) masih mencatatkan kerugian dalam laporan keuangannya per kuartal I/2022.

Sebagaimana diketahui, berdasarkan laporan keuangan yang tidak diaudit per 31 Maret 2022, GOTO mencatatkan rugi diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp6,47 triliun, naik 2,57 kali lipat dibandingkan dengan kuartal I/2021 rugi bersih sebesar Rp1,81 triliun setelah keuangan Gojek dan Tokopedia dikonsolidasikan . Lalu, seberapa cepat kira-kira GOTO dapat mencetak keuntungan?

Equity Analyst Morgan Stanley Mark Goodridge dan Da Wei Lee melihat, layanan on-demand dan e-commerce GOTO tidak memiliki jalur jangka pendek menuju profitabilitas. Menurut mereka, minat investor untuk berinvestasi di perusahaan yang membakar uang semakin menyusut seiring dengan kondisi makro saat ini.

Perusahaan teknologi yang tumbuh pesat tetapi belum menghasilkan keuntungan, saat ini mengalihkan fokusnya dari pertumbuhan ke keuntungan.

"Jalan menuju keuntungan saat ini merupakan faktor utama untuk valuasi, dan kami pikir saat ini valuasi saham GOTO terlampau mahal dibandingkan perusahaan sejenis," kata Goodridge dan Lee dalam risetnya, dikutip Rabu (27/7/2022).

Lebih lanjut, kata mereka, GOTO memiliki kas yang lebih kecil dibandingkan Super Apps lain di Asia Tenggara. Hal itu berarti, GOTO butuh untuk meningkatkan modal dalam waktu dekat, memperbaiki keuntungan, dan mengurangi bakar uang.

Morgan Stanley juga melihat layanan on-demand serta e-commerce GOTO belum memiliki jalur menuju profitabilitas. Kompetisi yang ketat dan kurangnya kepemimpinan pasar GOTO di kedua segmen tersebut berarti jalur yang lebih sulit untuk menuju keuntungan dan GOTO akan melanjutkan bakar uang hingga saat itu.

"Bakar uang akan berkurang ketika layanan on-demand dan e-commerce perseroan mencapai titik impas (break even) EBITDA dengan perkiraan pada 2024 dan 2025. Ketika saat itu tiba, kami memperkirakan keuntungan dari layanan on-demand GOTO akan lebih inferior dari Grab dan layanan e-commerce lebih inferior dari Shopee," ujarnya.

Morgan Stanley mencatat, saat ini pangsa pasar Tokopedia adalah 24 persen, dibandingkan Shopee yang memiliki pangsa pasar 34 persen. Sementara itu, di layanan on-demand, Morgan Stanley melihat Grab menjadi pemimpin pasar setidaknya selama 6 dari 7 kuartal terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper