Bisnis.com, JAKARTA — PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) membuka peluang untuk mengakuisisi brand atau merek baru, seiring dengan upaya perseroan untuk mempertahankan posisi sebagai pemimpin pasar.
Penjualan bersih Unilever Indonesia tercatat mencapai Rp21,46 triliun, naik 6,37 persen secara yoy dibandingkan dengan Rp20,17 triliun pada semester I/2022. Pada kuartal II/2022, divisi Foods dan Refreshment (F&R) mencatatkan pertumbuhan sebesar 7,5 persen berkat kinerja merek kunci seperti Royco, Bango, Sariwangi dan Buavita.
Kinerja positif juga diperlihatkan divisi Personal Care (PC) yang membukukan pertumbuhan penjualan 10,7 persen dan didorong oleh kinerja dari kategori Oral Care dengan merek Pepsodent dan Close-Up dan dari Deodorant dengan merek Rexona.
Presiden Direktur Unilever Indonesia Ira Noviarti mengatakan perseroan akan selalu melihat perkembangan dan peluang di pasar. Namun, dia memastikan rencana akuisisi brand tidak akan direalisasikan dalam waktu dekat.
“Kami melanjutkan melihat kesempatan untuk akuisisi brand baru. Untuk saat ini, dalam waktu dekat di semester II/2022 belum ada rencana itu. Namun untuk jangka panjang ke depannya, kami terbuka untuk terus melihat peluang dalam akuisisi brand baru,” kata Ira dalam konferensi pers virtual, Selasa (26/7/2022).
Pada kesempatan yang sama, Ira juga mengemukakan peluang untuk mendatangkan merek Unilever global ke pasar Indonesia, terutama untuk segmen produk personal care di tengah persaingan yang makin ketat akibat kehadiran merek-merek anyar.
Baca Juga
Ira meyakini kehadiran brand baru di segmen ini tidak secara otomatis menggusur posisi Unilever Indonesia sebagai pemimpin pasar. Dia mengatakan pada situasi seperti inilah kekuatan merek-merek perseroan seperti Vaseline, Pond’s, dan Citra akan diuji.
“Dan menyikapi kemunculan brand baru ini, saya melihatnya dari sisi keberlanjutan, ada yang muncul lima tahun lalu sekarang tidak ada, muncul dan hilang dengan mudahnya, ini memberi tantangan yang menarik bagi Unilever. Apakah kami akan beroperasi dengan merek yang kami miliki sekarang atau kami harus masuk dengan brand yang ada di luar,” katanya.
Sejauh ini, Unilever Indonesia telah mulai melakukan uji coba penjualan brand Unilever global untuk segmen produk personal care melalui kanal dagang-el. Ira mengatakan respons konsumen sejauh ini cukup positif dan kondisi ini akan menjadi dasar kebijakan perseroan untuk memperluas akses konsumen pada merek tersebut.
Sementara itu, Analis BRI Danareksa Sekuritas Natalia Sutanto dalam risetnya yang dirilis Rabu (27/7/2022) menyebutkan margin kotor UNVR terkontraksi pada semester I/2022 menjadi 48,2 persen dari 48,7 persen di kuartal I/2022 dan turun dari 49,6 persen pada 2021.
Margin operasional segmen food and refreshment lebih tinggi di angka 19,3 persen seiring dengan meningkatnya mobilitas konsumen. Di sisi lain, margin operasional untuk segmen health and personal care terkontraksi menjadi 28,6 persen karena tekanan biaya bahan baku.
BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan rekomendasi BUY dengan target harga Rp5.500. Kinerja top line Unilever telah melampaui risiko yang mungkin muncul akibat kenaikan harga jual. Meski demikian, Natalia mencatat ada penurunan volume penjualan produk sebesar 4,3 persen pada kuartal II/2022.
“Pendapatan dari segmen beauty and personal care yang menyumbang 40 persen pendapatan berhasil pulih di semester I/2022. Segmen makanan juga naik. Pemulihan yang berlanjut akan terus memberikan dorongan bagi kinerja UNVR ke depan,” katanya.