Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Jurus Unilever Indonesia UNVR Redam Efek Lonjakan Inflasi

PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) menerapkan sejumlah strategi untuk mengatasi lonjakan inflasi dan memperkuat margin pendapatan perusahaan.
Logo Unilever. PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) menerapkan sejumlah strategi untuk mengatasi lonjakan inflasi dan memperkuat margin pendapatan perusahaan. /Bloomberg
Logo Unilever. PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) menerapkan sejumlah strategi untuk mengatasi lonjakan inflasi dan memperkuat margin pendapatan perusahaan. /Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten produsen consumer goods PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) menyiapkan strategi untuk meredam dampak inflasi yang memengaruhi kenaikan harga bahan baku.

Direktur Unilever Indonesia Enny Hartati Sampurno mengatakan perseroan berhasil menjaga kinerja penjualan dan laba melalui kebijakan penyesuaian harga jual pada sejumlah merek dan penghematan biaya atau cost saving.

Dia mengakui bahwa UNVR menghadapi tantangan kenaikan harga bahan baku, tecermin dari penurunan margin laba kotor sebesar 133 basis poin menjadi 47,7 persen pada kuartal II/2022 dan penurunan 259 basis poin sepanjang semester I/2022 ke level 48,2 persen.

“Menghadapi tantangan ini kami siapkan strategi menaikkan harga jual dan program cost saving. Dan ini cukup signifikan dampaknya pada kemampuan kami menjaga laba. Kami juga bermain di portofolio produk kami,” kata Enny, Selasa (26/7/2022).

Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang dipublikasi Selasa (26/7/2022), penjualan bersih Unilever Indonesia tercatat mencapai Rp21,46 triliun, naik 6,37 persen secara yoy dibandingkan dengan Rp20,17 triliun pada semester I/2022.

Segmen produk kebutuhan rumah tangga dan perawatan tubuh masih menjadi kontributor terbesar dengan penjualan mencapai Rp14,23 triliun di paruh pertama 2022, naik dari realisasi semester I/2021 sebesar Rp13,48 triliun. Segmen makanan dan minuman juga memperlihatkan pertumbuhan dari tahun sebelumnya Rp6,68 triliun.

Unilever juga melaporkan kenaikan harga pokok penjualan sebesar 11,97 persen yoy menjadi Rp11,11 triliun dari Rp9,92 triliun. Meski demikian, laba kotor tetap naik sebesar 0,95 persen menjadi Rp10,34 triliun.

Laba Unilever tercatat tumbuh 12,6 persen menjadi Rp3,42 triliun dari Rp3,04 triliun pada periode yang sama di tahun sebelumnya.

Presiden Direktur Unilever Indonesia Ira Noviarti mengemukakan capaian kinerja semester I/2022 tidak terlepas kekuatan merek-merek besar perseroan di berbagai segmen. Sebagai contoh, divisi Foods dan Refreshment (F&R) mencatatkan pertumbuhan sebesar 7,5 persen berkat kinerja merek kunci seperti Royco, Bango, Sariwangi dan Buavita.

Dia juga menambahkan strategi perseroan untuk mengeksplorasi segmen premium telah memberi dorongan positif pada kinerja, meski pangsa terbesar saat ini masih dikuasai oleh segmen menengah. Namun, dia belum bisa mengungkapkan pertumbuhan kontribusi segmen premium pada total penjualan karena memerlukan periode analisis yang lebih panjang.

“Beberapa inovasi ke segmen premium kami luncurkan di kuartal II/2022 dan masih memerlukan analisis dengan rentang waktu yang lebih panjang, mungkin akan kami sampaikan di kuartal III/2022. Namun, bisa saya sampaikan membantu menambah share kami di pasar premium,” tambahnya.

Research Analyst MNC Sekuritas Raka Junico mengemukakan kinerja penjualan UNVR sepanjang semester I/2022 lebih banyak ditopang oleh segmen food and nourishment. Dia menduga kinerja penjualan yang turun daripada posisi 2020 dipicu oleh berkurangnya pangsa pasar perseroan.

“Sebenarnya pangsa pasar sudah menurun dari tahun ke tahun. Mengenai potensi ke depan, tentu perlu mempertimbangkan lagi dengan kompetitor domestik, karena perusahaan konsumer sama-sama tertekan kenaikan harga komoditas walau ada potensi penurunan hingga akhir tahun,” kata Raka, Selasa (26/7/2022).

Kondisi ini turut memperjelas strategi UNVR untuk fokus pada bisnis intinya dan mulai memberi fokus lebih pada segmen premium, mengingat eksposur terhadap inflasi cenderung rendah sekaligus bisa menjaga margin.

“Kenaikan harga jual rata-rata sudah dilakukan UNVR sejak akhir 2021 dan kenaikan secara tahunan di semester I/2022 lebih cenderung karena festive season. Pendapatan juga ditopang segmen makanan dan minuman. Jadi opsi mereka untuk mengerek penjualan adalah dengan inovasi pada produk bisnis inti dan juga efisiensi untuk menjaga margin,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper