Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Bitcoin Hari Ini Merosot Lagi, Sinyal Bearish Belum Berakhir?

Turunnya harga bitcoin kembali ke level US$22.000 dinilai analis menjadi tanda segera berakhirnya bear market.
Ilustrasi Bitcoin. Turunnya harga bitcoin kembali ke level US$22.000 dinilai analis menjadi tanda segera berakhirnya bear market. Reuters
Ilustrasi Bitcoin. Turunnya harga bitcoin kembali ke level US$22.000 dinilai analis menjadi tanda segera berakhirnya bear market. Reuters

Bisnis.com, JAKARTA — Harga bitcoin hari ini terpantau kembali melemah setelah sempat menguat pada perdagangan akhir pekan.

Mengutip data CoinMarketCap, Senin (25/7/2022) harga bitcoin turun 1,15 persen menjadi US$22.132. Sebelumnya, dini hari harga bitcoin sempat hampir menyentuh kisaran US$23.000.

Harga sejumlah altcoin juga ikut melemah, antaralain ethereum (ETH) yang turun 1,59 persen menjadi US$1.530, solana (SOL) melemah 2,18 persen ke level US$38,88, dan binance (BNB) turun 0,78 persen ke posisi US$256,30.

Berdasarkan laporan teranyar Glassnode, bitcoin sedang membentuk harga terendah atau titik bottom di kisaran US$20.000. Menurut analis, hal ini menandakan akhir bearish pasar kripto yang semakin mendekat.

“Data on-chain menunjukkan unrealized loss mencapai level yang mengindikasikan bearish kripto akan berakhir,” tulis Glassnode, dikutip Senin (25/7/2022).

Lebih lanjut, bitcoin disebut selalu berada di bear market setiap kali diperdagangkan di bawah harga realisasinya. Contohnya pada 2011-2012, bitcoin berada di bawah level realisasi selama 157 hari, sedangkan pada 2014-2015 sekitar 301 hari.

Namun pada 2022, bitcoin tercatat hanya menghabiskan waktu 35 hari di bawah harga realisasi. Glassnode mencatat, selama pasar kripto anjlok sejak Mei 2022 hingga bulan ini, kerugian bitcoin yang belum direalisasi berada di kisaran US$165 miliar hingga US$198 miliar, atau setara 55 persen dari kapitalisasi pasar.

Kendati demikian, investor tetap maju tak gentar menyikapi dinamika bitcoin di pasar kripto, dan tidak menyurutkan gairah untuk memperdagangkan aset kripto mereka.

Trader Tokocrypto, Afid Sugiono mengatakan, market kripto cenderung bergejolak positif lantaran investor tengah mengabaikan potensi resesi ekonomi AS. Hal serupa juga terjadi di pasar saham AS.

“Pelemahan kinerja nilai dolar AS juga menambah gairah investor, meski tentu masih dibayangi oleh sikap The Fed dengan suku bunga acuannya yang diumumkan pekan depan,” ujar Afid dalam keterangan resminya.

Dia menilai, investor meyakini The Fed tidak akan terlalu agresif dalam menaikkan suku bunga pekan ini.

“Investor optimistis The Fed maksimal hanya menaikkan suku bunga 75 basis poin saja dan tidak memukul market kripto,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper