Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Hadapi Risiko Inflasi dan Suku Bunga, Investor Bisa Cermati Saham-Saham Ini

Sejumlah saham masih prospektif kendati IHSG tertekan proyeksi kenaikan suku bunga dan risiko inflasi.
Sejumlah saham masih prospektif kendati IHSG tertekan proyeksi kenaikan suku bunga dan risiko inflasi. Bisnis/Abdurachman
Sejumlah saham masih prospektif kendati IHSG tertekan proyeksi kenaikan suku bunga dan risiko inflasi. Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) dibayangi risiko kenaikan suku bunga global dan kebijakan moneter yang lebih ketat. The Fed misalnya, pada FOMC 26-27 Juli 2022 diperkirakan menaikkan suku bunga 75 bps.

Meski demikian, investor dapat menerapkan sejumlah strategi pemilihan saham pada sejumlah sektor di tengah kondisi ini.

Head of Research Mirae Asset Sekuritas Hariyanto Wijaya dalam risetnya menyebutkan sektor consumer non-cyclical cukup menghadapi situasi yang menguntungkan di tengah tren inflasi. Perusahaan-perusahaan di sektor ini memiliki kesempatan menaikkan harga jual karena hal tersebut tak hanya ditempuh satu pelaku usaha.

“Turunnya harga komoditas pertanian seperti gandum, minyak sawit, gula dan kopi dari level 2021 seharusnya menjadi peluang untuk meningkatkan margin keuntungan karena harga jual sudah naik sepanjang tahun,” katanya dalam riset yang dikutip Senin (25/7/2022).

Biaya produksi perusahaan barang konsumer diyakini akan kembali normal, sementara harga saham sejumlah emiten consumer non-cyclical diperdagangkan dengan valuasi yang cukup murah.

Saham emiten konsumer yang jadi rekomendasi utama Mirae Asset Sekuritas di semester II/2022 mencakup ICBP dan UNVR, didukung oleh prospek kinerja pada kuartal-kuartal mendatang setelah emiten-emiten ini melakukan penyesuaian harga jual produk dan biaya produksi memasuki fase normalisasi.

Sektor pertambangan batu bara juga bisa dicermati investor, sejalan dengan berlanjutnya konflik Rusia-Ukraina dan kondisi cuaca yang kurang mendukung akibat fenomena La Nina. Dua faktor tersebut bakal membuat harga batu bara terjaga di atas US$300 per ton pada semester II/2022

“Harga batu bara yang tetap tinggi tentunya akan membuat pendapatan emiten di sektor ini tetap kuat. Pelemahan rupiah jika bisa mengerek pendapatan karena transaksi penjualan menggunakan dolar AS,” kata Hariyanto.

Adapun beberapa saham sektor pertambangan batu bara yang menjadi pilihan utama Mirae Asset mencakup ITMG, ADRO, PTBA, dan UNTR. Perusahaan pertambangan batu bara cenderung diperdagangkan dengan rasio price to earning yang rendah.

Harga batu bara yang tinggi juga memberi berkah bagi sektor industri, terutama pada industri yang terlibat dalam rantai nilai bisnis batu bara seperti penyedia alat berat. Permintaan alat berat diperkirakan tetapi tinggi sampai 2023.

Di sisi lain, harga rata-rata alat berat yang dijual ke perusahaan batu bara cenderung lebih tinggi dibandingkan yang dijual untuk memenuhi kebutuhan sektor lain.

Adapun untuk sektor finansial, Mirae Asset Sekuritas mencatat pertumbuhan pendapatan bank-bank besar seharusnya tetap tumbuh pada paruh kedua 2022, didukung oleh kenaikan kredit karena aktivitas ekonomi yang makin menggeliat.

“Kami memperkirakan pertumbuhan industri kredit pada 2022 mencapai 10,2 persen, lebih tinggi daripada posisi Mei 2022 sebesar 9,0 persen. Ekonom kami mengestimasi Bank Indonesia akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin menjadi 4 persen di akhir tahun,” papar Hariyanto.

Sebagai catatan, kenaikan suku bunga acuan cenderung menaikkan imbal hasil pinjaman dan margin bunga bersih (net interest margin/ NIM) mengingat hanya suku bunga deposito yang sensitif terhadap kenaikan suku bunga acuan.

Sementara itu, giro dan tabungan cenderung tidak sensitif terhadap kenaikan suku bunga acuan, terutama di bawah rendahnya loan to deposit ratio Indonesia saat ini.

“Khusus di sektor keuangan, kami lebih memilih menunggu hingga kuartal IV/2022 sebelum mengakumulasi sektor tersebut,” kata Hariyanto.

Secara keseluruhan, saham-saham pilihan Mirae adalah UNVR, ICBP, INDF, PTBA, ITMG, ADRO, UNTR, dan SMDR. Adapun, IHSG ditargetkan mencapai 7.400 pada 2022.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper