Bisnis.com, JAKARTA — Salah satu tentakel bisnis BUMN Adhi Karya (ADHI), PT Adhi Commuter Properti Tbk. (ADCP) melaporkan bahwa seluruh duit yang mereka raup dari penawaran publik perdana alias IPO telah terpakai habis. ADCP mendapatkan dana bersih IPO Rp278,80 miliar saat melantai ke BEI, 15 Februari 2022.
Direktur Keuangan, Manajemen Risiko, dan Human Capital ADCP Mochamad Yusuf mengamini bahwa seluruh dana hasil IPO perseroan telah dipakai. Pemakaian ini meliputi modal kerja, investasi, dan pembiayaan ulang utang alias refinancing.
ADCP telah menggunakan Rp125,46 miliar atau 45 persen dana hasil IPO sebagai modal kerja per 30 Juni 2022. Nilai ini diklaim sejalan dengan rencana penggunaan dana yang ditetapkan. Kemudian, sebesar Rp97,58 miliar atau 35 persen dana IPO telah dipakai seluruhnya untuk investasi.
Terakhir, sisa dana sebesar Rp55,76 miliar atau 20 persen dana hasil IPO telah digunakan perseroan untuk keperluan refinancing.
Dalam perkembangan lain, ADCP akan membagikan dividen senilai Rp26 miliar dari laba bersih tahun buku 2021 sebesar Rp130,36 miliar. Dividen ini setara dengan 20 persen laba bersih perseroan dan akan dibayarkan pada 29 Juli 2022.
Selain pembagian dividen, pemegang saham juga menyetujui penetapan penggunaan laba bersih Perseroan tahun buku 2021 untuk cadangan wajib Perseroan sebesar 20 persen atau Rp26 miliar dan 60 persen yakni senilai Rp78 miliar digunakan untuk saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya.
Dalam RUPST ini, ADCP juga mendapatkan persetujuan dari pemegang saham untuk menyesuaikan kegiatan usaha Perseroan sesuai dengan kode KBLI 2020 berupa kegiatan usaha Real Estate, Off Street Parking Management, dan Learning Centre.
Selama 2021, perseroan mencatat perolehan kontrak baru sebesar Rp883,8 miliar dan membukukan pendapatan usaha Rp563,69 miliar. Kenaikan profitabilitas juga ditunjukkan oleh peningkatan Margin Laba Besih (Net Profit Margin) sebesar 23 persen pada tahun 2021 atau tumbuh 9 persen dibandingkan dengan 2020 sebesar 14 persen.