Bisnis.com, JAKARTA - Bank Sentral Amerika Serikat The Federal Reserve diperkirakan masih akan mengeluarkan kebijakan hawkish, seiring dengan meningkatnya inflasi di Negeri Paman Sam tersebut. Maka ini dampaknya kepada Rupiah.
Research & Development ICDX Revandra Aritama mengatakan, akibat inflasi yang masih tinggi, The Fed masih akan agresif mengeluarkan kebijakan pengetatannya.
"Apa yang potensi terjadi di kuartal III/2022? Kemungkinan suku bunga The Fed naik lagi di kuartal III/2022. Tapi kenaikan subung ini tidak selalu berimbas positif, isu resesi Amerika akan semakin besar," ujar Revandra dalam Commodity Market Outlook ICDX, dikutip Kamis (21/7/2022).
Revandra melanjutkan, resesi ini dapat memberikan dampak turunnya kepercayaan pasar atau investor terhadap ekonomi suatu negara. Dia mencontohkan, jika resesi terjadi di AS, maka ada kemungkinan dolar akan melemah.
Hanya saja, menurutnya saat ini The Fed agresif menaikkan suku bunga.
"Ini nanti akan adu sentimen saja, apakah nilai obligasi AS yang lebih kuat atau dampak resesi tersebut. Karena kita sudah mengalami resesi saat pandemi, dampaknya terasa tapi secara umum, dunia tidak hancur. Tetapi post-pandemi ini akan berbeda," tutur dia.
Baca Juga
Dengan kondisi tersebut, menurutnya terdapat peluang bagi rupiah untuk menguat terhadap dolar AS. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan akan terjadi pelemahan yang tidak terlalu signifikan.