Bisnis.com, JAKARTA — Dana kelolaan atau asset under management (AuM) PT Ashmore Asset Management Indonesia tercatat turun 6,4 persen pada akhir Juni 2022, dibandingkan dengan posisi kuartal sebelumnya. Total dana kelolaan juga turun dibandingkan dengan posisi akhir Juni 2021.
Berdasarkan keterangan resmi Ashmore, dana kelolaan pada akhir Juni 2022 berjumlah Rp33,42 triliun, turun dari posisi per Maret 2022 sebesar Rp35,71 triliun. Angka tersebut juga lebih rendah dari posisi per akhir Juni 2021 yang mencapai Rp34,95 triliun.
Ashmore Asset Management Indonesia mengalami arus keluar dana kelolaan sebesar Rp1,1 triliun di kuartal II/2022, terutama di tema investasi pendapatan tetap dan juga penurunan kinerja sebesar Rp1,2 triliun akibat penurunan nilai pasar dari posisi puncaknya pada Maret.
Rata-rata dana kelolaan untuk periode satu tahun terakhir mengalami kenaikan sebesar 16,1 persen secara tahunan dari Rp31,3 triliun untuk rata-rata akhir tahun buku Juni 2021 menjadi Rp36,3 triliun untuk rata-rata akhir tahun buku Juni 2022.
Arus keluar sebesar Rp1,1 triliun selama Kuartal II/2022 disebabkan oleh rotasi dari investasi pada aset pendapatan tetap dan juga secara keseluruhan kinerja kelas aset yang cukup lemah. Sementara itu, Ashmore menerima arus masuk dana kelolaan sebesar Rp1,5 untuk reksa dana saham.
Ashmore menjelaskan pasar saham Indonesia mengalami penurunan 2 persen pada kuartal II/2022 setelah mengalami kinerja positif selama enam kuartal berturut-turut. Situasi ini sejalan dengan pergerakan pasar saham dunia dan dipicu oleh aksi profit taking. Risiko inflasi Amerika Serikat yang berada di atas ekspektasi juga turut mempengaruhi situasi ini.
Baca Juga
Meski demikian, penurunan IHSG tetap dipandang dalam posisi sehat. Indeks tetap tumbuh 15 persen secara tahunan dan menjadi salah satu pasar saham dengan kinerja terbaik di dunia.
Kinerja pasar obligasi juga terkena imbas dari pengetatan kebijakan Bank Sentral Amerika pada kuartal ini. Hal tersebut mendorong imbal hasil obligasi 10-tahun sebanyak 48 basis poin secara kuartalan atau 63 basis poin secara tahunan ke posisi 7,2 persen. Sementara itu, rupiah juga mengalami pelemahan sebesar 3,5 persen selama periode tersebut.
“Meskipun keadaan makro ekonomi dunia memburuk baru-baru ini dan sentimen mencerminkan kekhawatiran akan resesi, ekonomi Indonesia telah diuntungkan dengan menjadi pengekspor komoditas, yang mengarah pada surplus perdagangan struktural dan mata uang yang relatif stabil,” kata Presiden Direktur Ashmore Asset Management Indonesia Ronaldus Gandahusada dalam keterangan resmi, Kamis (14/7/2022).
Dengan latar belakang domestik yang kuat ini, dia mengatakan volatilitas pasar memberi Ashmore Indonesia peluang untuk mengidentifikasi nilai dan memberikan kinerja investasi jangka panjang bagi klien.
Dia memastikan perusahaan akan terus berinovasi. Hal ini terlihat pada kemitraan strategis digital dengan Bukalapak, melalui aplikasi bMoney, yang kini mengelola reksa dana dengan dana kelolaan senilai Rp1 triliun dengan total pengguna 488.000.
“Oleh karena itu, Ashmore Indonesia memiliki posisi yang baik untuk terus menghasilkan nilai bagi para pemangku kepentingannya sekaligus menjadi pengelola aset paling terpercaya di Indonesia,” kata dia.