Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah emiten seperti UNTR hingga ADRO berencana melakukan aksi pembelian kembali saham atau buyback di tengah tekanan fluktuasi pasar modal Indonesia. Hal ini dianggap menjadi cara efektif guna mendongkrak harga saham emiten.
Pengamat Pasar Modal dari Asosiasi Analis Efek Indonesia Reza Priyambada menjelaskan buyback pada dasarnya upaya dari emiten agar bisa mempertahankan valuasi harga saham supaya tidak jatuh di bawah fundamentalnya.
"Dengan adanya aksi beli maka demand naik dan harapannya harga saham akan ikut naik. Di sisi lain, kalau berprasangka baiknya, manajemen percaya ke depan kondisi fundamental emiten akan membaik sehingga akan berimbas positif pada harga sahamnya," jelasnya kepada Bisnis, Rabu (13/7/2022).
Semenara itu, aksi buyback juga dapat efektif menjadi dan bisa menjadi pemicu bagi pelaku pasar lain untuk turut serta membeli saham perusahaan yang melakukan buyback tersebut.
Baru-baru ini, sejumlah emiten mengeluarkan dana internalnya untuk membeli kembali atau buyback saham yang beredar di pasar. Langkah itu dilakukan untuk menjaga kepercayaan investor dan menstabilkan harga di tengah gejolak pasar yang fluktuatif.
Salah satu emiten yang mengumumkan melakukan buyback saham dalam jumlah jumbo yakni PT United Tractors Tbk. Perseroan mengalokasikan kas internal hingga Rp5 triliun untuk melakukan buyback saham.
Baca Juga
Tidak hanya UNTR, beberapa emiten yang mengumumkan melakukan buyback pada awal Juni 2022 di antaranya LPPF yang menyiapkan dana hingga Rp1 triliun untuk buyback, demikian juga lalu MTEL yang menyiapkan anggaran Rp1 triliun, ERAA Rp300 miliar, KLBF Rp500 miliar, MIKA.
Sementara itu, PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) memperpanjang periode untuk melakukan buyback saham hingga 19 September 2022. ADRO menyiapkan pagu hingga Rp4 triliun dalam rencana aksi buyback saham itu.