Bisnis.com, JAKARTA – Saham PT United Tractors Tbk. (UNTR) melesat pada perdagangan Rabu (13/7/2022) sesi I seiring dengan rencana entitas Grup Astra itu membeli kembali (buyback) saham dengan anggaran hingga Rp5 triliun.
Saham UNTR naik 4,64 persen atau Rp1.250 menjadi Rp28.175 pada akhir sesi I. Sepanjang sesi, saham UNTR betah di zona hijau dengan rentang Rp27.600-Rp28.350.
Total transaksi saham UNTR mencapai Rp174,89 miliar. Kapitalisasi pasarnya Rp105,1 triliun dengan valuasi PER 105,1 triliun.
United Tractorsmengumumkan akan melakukan pembelian kembali saham. Jumlah saham yang akan dibeli kembali tidak akan melebihi 20 persen dari modal disetor, dengan ketentuan bahwa setelah pembelian kembali saham, paling sedikit saham yang beredar adalah 7,5 persen dari modal disetor UNTR.
“Buyback akan dilakukan secara bertahap untuk periode tiga bulan terhitung sejak 13 Juli 2022 sampai dengan 12 Oktober 2022. Pelaksanaan transaksi pembelian saham akan dilaksanakan melalui Bursa Efek Indonesia,” tulis manajemen dalam keterangan resmi, Rabu (13/7/2022).
UNTR meyakini bahwa buyback saham tidak akan mempengaruhi kondisi keuangan perseroan karena meskipun akan melaksanakan buyback sampai saat ini perseroan mempunyai modal yang memadai untuk membiayai kegiatan usaha.
Baca Juga
Buyback saham diharapkan dapat menstabilkan harga saham UNTR dalam kondisi pasar yang fluktuatif, selain memberikan keyakinan kepada investor atas nilai saham perseroan secara fundamental.
“Buyback saham juga memberikan fleksibilitas bagi perseroan dalam mengelola modal jangka panjang di mana saham treasuri dapat dijual di masa yang akan datang dengan nilai yang optiomal jika UNTR memerlukan penambahan modal,” kata manajemen.
Sementara itu dari sisi kinerja operasional, UNTR terus memacu penjualan alat berat. Perseroan menaikkan volume penjualan alat berat pada 2022 ini menjadi 4.800 unit, dari sebelumnya 3.700 unit, seiring dengan permintaan yang positif.
Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan United Tractors Sara K. Loebis mengatakan perubahan target ini didasari pertimbangan kondisi pasar. Kemampuan pasok dari produsen alat berat juga menjadi pertimbangan lain dari keputusan ini.
“Kami menyesuaikan proyeksi penjualan Komatsu menjadi 4.800 unit untuk tahun ini. Penyesuaian mengikuti permintaan pasar dan kesanggupan supply dari produsen alat berat,” jelas dia.