Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Asia kompak melemah pada perdagangan hari ini, Jumat (1/7/2022) karena data inflasi dan belanja konsumen AS yang lebih rendah dari perkiraan memperkuat pandangan bahwa kenaikan tajam suku bunga Federal Reserve akan memicu resesi.
Di sisi lain, IHSG melemah setelah inflasi bulan Juni 2022 mencapai level tertinggi sejak tahun 2017.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang ditutup melemah 1,38 persen dan 1,73 persen. Sementara itu, indeks Shanghai Composite melemah 0,32 persen, Hang Seng terkoreksi 0,62 persen, dan indeks Kospi melemah 1,17 persen.
Analis investasi senior Hargreaves Lansdown Susannah Streeter mengatakan kekhawatiran masih mengguncang pasar karena tanda-tanda resesi yang semakin kuat. Di sisi lain, inflasi tetap tinggi.
“Ada kekhawatiran bahwa, seperti di era tahun 70-an, permintaan dan inflasi tidak akan turun kembali dengan mudah, dan bahwa Federal Reserve dan bank sentral lainnya harus menginjak gas kenaikan suku bunga untuk mengendalikan harga yang sangat panas,” tulis Streeter seperti dikutip Bloomberg, Jumat (1/7/2022).
Data inflasi yang berasal dari zona euro dapat memicu kecemasan berikutnya. Inflasi zona euro diperkiarkan mencapai 8 persen dan kembali menembus rekor tertinggi.
Baca Juga
Investor memperkirakan The Fed menaikkan suku bunga 75 basis poin lagi di bulan Juli. Proyeksi kenaikan suku bunga acuan AS mendekati 3,5 persen pada Maret 2023 dan turun menjadi sekitar 3 persen pada akhir tahun.
Di pasar modal dalam negeri, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 1,7 persen ke level 6.794,32 setelah inflasi tahunan Juni 2022 mencapai level tertinggi sejak 2017.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahunan di Indonesia pada Juni 2022 telah mencapai 4,35 persen (year-on-year/yoy).
"Inflasi year on year 4,35 persen ini merupakan inflasi yang tertinggi sejak Juni 2017, di mana inflasi kita 4,37 persen," ungkap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono, dalam rilis Jumat (1/7/2022).
Adapun, inflasi bulanannya mencapai 0,61 persen (month-to-month/mtm) dan inflasi tahun kalender 2022 sebesar 3,19 persen.