Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Jeblok ke Rp14.903 per Dolar AS Akhir Semester I/2022, Cek Penyebabnya!

Dolar AS masih berada di dekat puncak dua dekade mengingat permintaan safe-haven lebih tinggi karena adanya kekhawatiran terhadap kenaikan suku bunga dan juga resesi global.
Petugas bank menunjukkan uang di BNI KC Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (28/6/2022). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Petugas bank menunjukkan uang di BNI KC Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (28/6/2022). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali ditutup melemah pada hari ini, di akhir semester I/2022, Kamis (30/6/2022), beriringan dengan turunnya mata uang lain di kawasan Asia.

Berdasarkan data Bloomberg, mata uang Garuda ditutup melemah 0,34 persen atau 50,50 poin sehingga parkir di posisi Rp14.903,00 per dolar AS. Indeks dolar AS pada pukul 15.10 WIB terpantau turut melemah 0,0510 poin atau 0,05 persen ke level 105,055.

Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia yang ikut melemah adalah baht Thailand turun 0,29 persen, dolar Taiwan turun 0,21 persen, dan ringgit Malaysia turun 0,18 persen terhadap dolar AS.

Di sisi lain, mata uang lain di kawasan Asia terpantau menguat diantaranya yen Jepang naik 0,24 persen, dolar Singapura naik 0,22 persen, peso Filipina naik 0,16 persen, dan yuan China naik 0,12 persen terhadap dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam dalam riset harian mengatakan, dolar AS masih berada di dekat puncak dua dekade mengingat permintaan safe-haven lebih tinggi karena adanya kekhawatiran terhadap kenaikan suku bunga dan juga resesi global.

Selain itu, di Eropa Presiden ECB Christine Lagarde memperingatkan kenaikan inflasi yang tidak diinginkan di zona euro, sementara Gubernur Bank of England Andrew Bailey mendorong kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan berikutnya.

Di Asia-Pasifik, setelah empat bulan, Ibrahim mengatakan aktivitas pabrik kembali berkembang dan menunjukkan indeks manajer pembelian (PMI) naik menjadi 50,2 di bulan Juni dari 49,6 di bulan Mei lalu.

Beralih pada sentimen yang ada di dalam negeri, Ibrahim mengatakan pasar terus memantau perkembangan inflasi pada Juni 2022 yang diperkirakan lebih tinggi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

“Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Juni 2022 diperkirakan akan mengalami inflasi sebesar 0,57 persen secara bulanan (month to month/mtm),” tulis Ibrahim dalam riset hariannya. Kamis (30/6/2022).

Dia mengatakan, dengan prediksi tersebut akan membawa inflasi Indonesia secara tahunan mencapai 4,2 persen (year on year/yoy).

Ibrahim menjelaskan, prediksi kenaikan inflasi secara bulanan terpengaruh oleh kenaikan harga pangan khususnya komoditas cabai rawit merah, daging sapi, bawang merah, dan telur ayam. Ditambah lagi dengan naiknya harga tiket maskapai penerbangan yang juga memberi andil terhadap inflasi.

Kenaikan harga barang terutama pada komponen harga bergejolak (volatile food) setelah lebaran menurutnya cukup mendorong inflasi. Terlebih lagi ada kenaikan input biaya pertanian dari harga pupuk, faktor cuaca, dan panen yang tidak merata di sentra pangan utama.

Di samping itu, Ibrahim melanjutkan, tekanan pada biaya produksi akibat naiknya harga gandum dan minyak goreng akibat pasokan yang sulit akibat perang Rusia-Ukraina, mulai diteruskan oleh pelaku FMCG ke konsumen ritel.

Adapun Bank Indonesia memperkirakan inflasi Juni 2022 akan mencapai 0,50 persen mtm, dan penyumbang utama inflasi hingga minggu keempat menurut Ibrahim yaitu cabai merah, cabai rawit, bawang merah, telur ayam ras, dan tomat.

Berdasarkan sentimen di atas, Ibrahim memperkirakan pergerakan rupiah esok hari, Kamis (30/6/2022), akan berfluktuatif dan kembali ditutup melemah.

"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.880 - Rp14.930,” tulis Ibrahim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper