Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah dan Mata Uang Asia Melemah Hari Ini, Terpukul Sentimen Global

Mata uang Asia termasuk rupiah mengalami pelemahan di tengah fluktuasi pasar global.
Petugas bank menunjukkan uang di BNI KC Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (28/6/2022). Mata uang Asia termasuk rupiah mengalami pelemahan di tengah fluktuasi pasar global. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Petugas bank menunjukkan uang di BNI KC Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (28/6/2022). Mata uang Asia termasuk rupiah mengalami pelemahan di tengah fluktuasi pasar global. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah pada hari ini, Rabu (29/6/2022), beriringan dengan melemahnya beberapa mata uang lain di kawasan Asia.

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah ditutup melemah 0,15 persen atau 22 poin sehingga parkir di posisi Rp14.852,50 per dolar AS. Indeks dolar AS pada pukul 15.15 WIB terpantau turut melemah tipis 0,0080 poin atau 0,01 persen ke level 104,4980.

Sementara itu, mata uang lain won Korea Selatan terpantau anjlok sebesar 1,22 persen terhadap dolar AS, sehingga memimpin pelemahan nilai tukar di kawasan Asia.

Mata uang lain yang turut mengalami pelemahan adalah peso Filipina yang turun 0,56 persen, rupee India turun 0,23 persen, ringgit Malaysia turun 0,10 persen, dan dolar Singapura yang turun 0,06 persen terhadap dolar AS.

Di sisi lain, pada hari ini yuan China tercatat menguat 0,09 persen, baht Thailand naik 0,06 persen, dolar Taiwan naik 0,01 persen, dan dolar Hongkong yang naik 0,00 persen terhadap dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam dalam riset harian mengatakan, tergelincirnya indeks dolar AS terkait dengan penurunan di AS, dengan semakin melemahnya imbal hasil US Treasury.

“Investor mempertimbangkan risiko resesi dari kenaikan suku bunga Federal Reserve yang agresif,” ungkap Ibrahim dalam riset hariannya, Rabu (29/6/2022).

Dia mengatakan pembuat kebijakan The Fed kemarin menjanjikan kenaikan suku bunga cepat yang bertujuan untuk menurunkan inflasi yang tinggi. Namun hal tersebut meningkatkan kekhawatiran pelaku pasar karena adanya risiko biaya pinjaman yang lebih tinggi yang akan memicu penurunan yang lebih tajam.

Menurut Presiden The Fed New York John Williams dan Mary Daly dari San Francisco kenaikan suku bunga dan imbal hasil obligasi yang lebih tinggi akan mengurangi permintaan emas karena tidak menghasilkan bunga.

Sementara itu, Conference Board (CB) kepercayaan konsumen jatuh jatuh ke level terendah dalam 16 bulan pada bulan Juni karena inflasi yang tinggi membuat konsumen khawatir tentang perlambatan ekonomi.

Melihat sentimen domestik, Ibrahim menyampaikan bahwa pasar saat ini terus memantau perkembangan program pengungkapan sukarela atau PPS.

“Dengan suksesnya tax amnesty tahap II ini, ada kemungkinan di sisa waktu kepemimpinan Presiden Joko Widodo akan dilakukan tax amnesty tahap III,” tulisnya.

Ibrahim berpendapat peluang terjadinya tax amnesty tahap III tersebut berkaitan dengan masih banyak pengusaha dan tuan tanah terutama di 34 provinsi yang belum mengikuti pengampunan pajak tersebut.

Per hari ini, peserta program pengungkapan sukarela atau PPS melaporkan harta yang berada di luar negeri senilai Rp44,2 triliun dalam 180 hari pelaksanaan program tersebut.

Adapun, pemerintah telah memperoleh pajak penghasilan (PPh) Rp46,01 triliun dari penyelenggaraan PPS sejauh ini. Jumlah tersebut mencakup 10,16 persen dari total nilai harta bersih.

Berdasarkan sentimen di atas, Ibrahim memperkirakan pergerakan rupiah esok hari, Kamis (30/6/2022), akan berfluktuatif dan kembali ditutup melemah.

“Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.840 - Rp14.890,” tulis Ibrahim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper