Bisnis.com, JAKARTA - Emiten energi terbarukan PT Kencana Energi Lestari Tbk. (KEEN) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) tahun ini hingga US$30 juta.
Direktur KEEN Giat Widjaja menyebutkan, total capex tersebut akan dibagi untuk beberapa proyek. Pertama, Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTM) Ordi senilai US$28 juta yang akan dihabiskan sampai 2023.
"Untuk proyek ini baru konstruksi dari April, baru dua bulan, kita harapkan 2023 atau awal 2024 akan selesai. Dari proyek ini yang kita habiskan sampai sekarang mungkin baru US$2,5 juta," jelasnya dalam paparan publik, Rabu (29/6/2022).
Kemudian, pembangunan PLTS Tempilang di Bangka, akan menelan capex US$1,3 juta dan juga akan habis tahun ini, karena konstruksi memakan waktu 8 bulan, dan diharapkan selesai pada akhir tahun.
"Selanjutnya, nanti sekitar US$500.000-US$800.000 akan dialokasikan ke proyek-proyek baru untuk spending tahun ini juga," ungkap Giat.
Beberapa proyek baru yang baru selesai diakuisisi yakni pembangkit listrik mini hidro (mini hydroelectric power plant/PLTM) berkapasitas 10 Megawatt(MW) yang saat ini sudah mulai proses pembangunan PLTM dan biomassa berkapasitas 5 MW, serta konstruksi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berkapasitas 1,3 MW.
Baca Juga
“Kami akan terus berupaya mengembangkan usaha secara berkesinambungan dan berkomitmen memberikan kontribusi bagi perkembangan sektor EBT di Tanah Air,” katanya.
Dengan pemerintah yang terus menggenjot industri EBT di Indonesia, KEEN mengaku bahwa peningkatan permintaan sudah ada meskipun 100 persen pasokan listrik yang dihasilkan KEEN dijual ke PLN.
Di tengah optimisme pemulihan ekonomi di 2022, pandemi Covid-19 memang diperkirakan masih berpotensi memicu ketidakpastian. Namun KEEN juga yakin secara perlahan kondisi ekonomi akan membaik.
“Pengembangan dan inovasi alternatif sumber EBT terus didengungkan, mengingat Indonesia punya banyak sekali potensi EBT yang belum dimanfaatkan dengan maksimal,” imbuh Direktur KEEN Rusmin Cahyadi.
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), perkembangan pembangkit EBT dari tahun ke tahun terus naik. Pemerintah pun mempercepat pengembangan pembangkit EBT agar target bauran EBT 23 persen pada bauran energi nasional 2025 tercapai.
Sejalan dengan target ini, Rusmin menegaskan perseroan akan terus mengembangkan usaha di bidang EBT karena saat ini bauran EBT yang dimanfaatkan baru sekitar 11 persen.
“Kami juga berhasil mencapai 102 persen dari target pendapatan di 2021. Peningkatan produksi listrik dari sumber EBT juga berkontribusi positif bagi pertumbuhan kinerja. Produksi listrik dari sumber EBT di 2021 naik 18,29 persen dari 2020, yakni 213,6 GWh menjadi 252,7. Kinerja ini merupakan hasil produksi dari PLTA Pakkat dan PLTA Air Putih,” kata Rusmin.