Bisnis.com, JAKARTA – Emiten media rintisan Erick Thohir PT Mahaka Radio Integra Tbk. (MARI) menyiapkan belanja modal atau capex hingga mencapai US$5 juta atau setara Rp72,50 miliar dengan asumsi nilai tukar rupiah Rp14.500 per dolar AS.
Direktur Keuangan Mahaka Radio Integra Donny Kurniawan Chandra mengatakan dalam rangka mendorong pengembangan aplikasi-aplikasi digital perseroan, besaran capex ditargetkan sebesar US$5 juta. Jumlah itu setara Rp72,50 miliar dengan asumsi nilai tukar rupiah Rp14.500 per dolar AS.
“Angka [capex] saya percaya di atas US$5 juta adalah angka yang reasonable pada saat ini melihat perkembangan bisnis Noice yang terjadi saat ini,” ungkap Donny pada Selasa (28/6/2022).
Sementara itu, Direktur Utama Mahaka Radio Integra Adrian Syarkawi menyatakan bahwa terjadi perubahan dari sisi permintaan sehingga beberapa komponen pendapatan mengalami penurunan.
“Bahwa selama pandemi kemarin klien berubah dari offline menjadi online sehingga pendapatan usahanya mengalami perubahan,” papar Adrian dalam paparan publik, di Jakarta, Senin (27/6/2022).
Selain itu, di tahun 2021 perseroan juga dapat menekan beban penjualan, beban umum dan administrasi, beban keuangan, dan beban penyisihan penurunan nilai piutang sehingga rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dapat tertekan sebesar 50,37 persen.
Baca Juga
Rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Mahaka Media turun dari Rp44,90 miliar di 2020 menjadi Rp22,28 miliar di tahun 2021.
Meski demikian, MARI menargetkan kinerja perseroan tahun ini adalah lebih besar dari pertumbuhan ekonomi dan belanja modal industri media tahun ini.
“Kalau saya bilang minimal targetnya [pertumbuhan kinerja] 7 persen. Tapi saya mau mengejar supaya lebih dari itu,” ungkap Adrian Syarkawi, yang merupakan Direktur Utama Mahaka Radio Integra, dalam paparan publik.
Adrian pun mengungkapkan bahwa saat ini, MARI bukan lagi menjadi holding radio tetapi saat ini merupakan holding audio.
Oleh sebab itu, perseroan akan melakukan pengembangan di konten yang akan lebih banyak bergerak di audio, sehingga ke depannya radio yang berada di bawah MARI bukan hanya radio melainkan akan menjadi sebuah brand karena sudah memiliki komunitasnya masing-masing.
“Jadi memang belum dilakukan monetize [bisnis digital] di tahun 2021. Kami optimis di tahun 2022 mulai akan tumbuh pendapatannya yang akan mempengaruhi konsolidasi MARI,” pungkas Adrian.