Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang melanjutkan penguatan pada awal pekan ini, Senin (27/6/2022), didorong oleh sentimen positif di pasar.
Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang mencatat IHSG telah menguat 1,53 persen pada pekan lalu sehingga kenaikan sepanjang tahun atau year to date (ytd) mencapai 7,01 persen, terlepas dari aksi jual asing yang menyentuh Rp4,2 triliun.
Pada penutupan perdagangan pekan lalu, Jumat (24/6/2022), IHSG ditutup di posisi 7.042,93 atau naik 0,62 persen. Sepanjang pekan ini, IHSG telah menguat sebesar 1,53 persen dari level 6.936,967 pada penutupan pekan sebelumnya.
Investor asing pada perdagangan Jumat mencatatkan nilai jual bersih atau net sell sebesar Rp1,084 triliun dan sepanjang tahun 2022 investor asing mencatatkan beli bersih atau net buy sebesar Rp65,028 triliun.
Baca Juga
Meski demikian, kombinasi penguatan indeks Dow Jones sebesar 2,7 persen dan EIDO sebesar 0,8 persen bisa mendorong penguatan IHSG hari ini. Selain itu, harga minyak mentah WTI juga naik 2,7 persen dan yield obligasi Indonesia tenor 10 kembali turun ke level 7,49 persen.
“IHSG berpeluang melanjutkan penguatannya seiring kombinasi naiknya Indeks DJIA, menguatnya EIDO, dan naiknya harga WTI Crude Oil sebesar 2,7 persen di tengah kembali turunnya yield obligasi Indonesia tenor 10 tahun di bawah level 7,29 persen,” kata Edwin dalam risetnya, dikutip Senin (27/6).
Meski demikian, Edwin memperingatkan soal potensi terjadinya aksi ambil untung atas saham berbasis komoditas di tengah turunnya harga. Nikel tercatat turun tajam 7,85 persen, timah turun di hari kedua sebesar 7,11 persen, batu bara turun 2,55 persen, dan CPO turun 1,33 persen.
Edwin memperkirakan hari ini IHSG bergerak di kisaran 6.967–7.106, sementara rupiah diprediksi bergerak di rentang Rp14.810—Rp14.870 terhadap dolar AS.
Edwin memberi rekomendasi jual pada saham TINS, INCO, dan ANTM. Sementara itu, saham-saham lain yang bisa dicermati investor adalah ADHI, CPIN, ICBP, ADMR, SMGR, ERAA, MTDL, TOWR, MYOR, dan CTRA.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.