Bisnis.com, JAKARTA - Emiten telekomunikasi PT Indosat Tbk. (ISAT) memproyeksikan dapat membuat saving costs senilai US$300-US$400 juta sampai 2024 pascamerger.
Analis Panin Sekuritas Kevin Dalame mengatakan, sejalan dengan cost saving yang dilakukan, perseroan juga akan mengurangi sites sebanyak 25 persen atau kurang lebih 15.000 sites, yang didominasi oleh menara yang overlapping.
Dia melanjutkan, strategi dari Tri adalah menyasar pasar anak muda, khususnya pada gaming yang didukung dengan Indonesia sebagai negara dengan gamers terbanyak ke-3 di dunia. Hal ini sejalan dengan Tri yang memimpin games experience per Desember 2021, dengan skala 68.2 dan voice app experience dengan skala 77,8.
"Namun, patut dicermati, download speed experience perseroan masih di bawah Telkomsel sebesar 13,2 Mbps, sementara Telkomsel di 16,3 Mbps," ujar Kevin dalam risetnya, dikutip Senin (27/6/2022).
Akan tetapi, lanjutnya, pascamerger, terdapat potensi peningkatan dari sisi download speed, di mana sinergi yang dapat timbul dari merger tersebut adalah penggabungan spektrum yang menjadi lebih besar. Menurut Kevin, hal ini akan berdampak positif ke kualitas jaringan ISAT.
Adapun Panin Sekuritas melihat positif merger antara Indosat dengan Tri, yang menurutnya akan meningkatkan synergic value perseroan, network quality, serta product offering dari perseroan.
Baca Juga
Melihat pertimbangan tersebut, Panin Sekuritas merekomendasikan hold saham ISAT dengan target harga di Rp6.600.
"Namun, patut dicermati bahwa harga saham perseroan telah naik signifikan, yang melebihi fair value estimasi kami. Sejalan dengan hal ini, kami merekomendasikan hold dengan target harga Rp6.600," ucapnya.