Bisnis.com, JAKARTA – Aset kripto bitcoin (BTC) kembali mengalami penurunan usai melompat ke level US$20.000 pada awal pekan menyusul kenaikan suku bunga The Fed dan situasi ekonomi global.
Mengutip data CoinMarketCap pada Kamis (23/6/2022), nilai bitcoin turun 0,61 persen ke posisi US$20.402.
Kepala Strategi Teknis Fundstrat Global Advisors, Mark Newton memaparkan, bitcoin ditargetkan akan naik menuju kisaran US$23.300 hingga US$24.800 sebelum harganya kembali menurun.
“Bitcoin kemungkinan menantang posisi terendah ke minggu terakhir Juni,” ujar Mark dikutip dari Bloomberg, Kamis (23/6/2022).
Informa Global Markets dalam risetnya menuliskan, pergerakan posisi bitcoin yang menurun terjadi karena adanya risiko yang semakin meluas, serta aksi spekulatif investor yang sedang menunggu petunjuk arah aset kripto tersebut dalam perdagangan berikutnya.
Selain itu, investor yang cenderung hilang selera terhadap aset berisiko terus bertambah seiring dengan kekhawatiran kondisi penurunan ekonomi, di tengah kenaikan suku bunga The Fed sebesar 75 basis poin.
Baca Juga
“Kondisi ekonomi makro perlu ditingkatkan dan pendekatan agresif Fed terhadap kebijakan moneter harus mereda sebelum pasar kripto melihat titik terendah,” tulis Informa.
Mengutip CoinDesk, CEO penyedia software kripto Shipyard Software, Mark Lurie memaparkan bahwa langkah hawkish The Fed menjadi pertanda buruk jangka pendek bagi investor kripto.
“Investor telah membeli bitcoin yang mengalami penurunan lebih awal mungkin menyadari tidak akan ada pemulihan cepat, hal ini mendorong bitcoin mendorong turun kembali ke US$20.000,” papar Lurie.
Trader Tokocrypto Afid Sugiono menjelaskan, pergerakan bitcoin ke bawah kali ini dipicu oleh likuidasi dan beberapa investor yang menjual aset kripto bitcoin saat posisinya mencapai US$20.000 agar bisa masuk kembali dengan harga lebih rendah.
“Investor tampaknya lebih fokus menjaga harga aset kripto di atas titik support-nya sebelum badai lainnya benar-benar menghantam market,” ujar Afid dalam pernyataan resmi, Kamis (23/6/2022).
Lebih lanjut, Afid mengatakan di pasar BTC kini fokus perdagangan adalah mempertahankan level di atas US$ 20.000 di jangka pendek.
Reli bitcoin yang bersifat sementara pada awal pekan dinilai akibat investor besar yang berbondong-bondong membeli kripto saat harganya turun pasca kebijakan The Fed.
Selain itu, penurunan bitcoin juga disebabkan situasi ekonomi global dan tekanan resesi yang memberatkan pasar kripto.