Bisnis.com, JAKARTA - Emiten properti PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) mencatatkan lonjakan peningkatan laba bersih hingga 72,9 persen menjadi Rp420,7 miliar di kuartal I/2022. Analis melihat terdapat beberapa katalis yang dapat mempengaruhi kinerja CTRA di paruh kedua tahun ini.
Analis KB Valbury Sekuritas Alfiansyah dan Devi Harjoto mengatakan, kenaikan laba bersih tersebut utamanya ditopang dari penurunan beban keuangan sebesar 18,4 persen pada kuartal I/2022, menjadi Rp284,2 miliar, selain dari pendapatan perseroan yang tumbuh 20,7 persen pada kuartal I/2022 menjadi Rp2,23 triliun.
"Kenaikan pendapatan CTRA pada 2021 disertai oleh pre-sales yang kuat pada kuartal I/2022 yang meningkat 20,5 persen year-on-year (yoy) mencapai Rp1,9 triliun, di tengah insentif PPnDTP yang berlangsung, juga suku bunga yang rendah terutama di Jabodetabek, Sumatra, dan Surabaya," ujar Alfiansyah dan Devi dalam risetnya, Rabu (22/6/2022).
Meski demikian, lanjutnya, kontribusi pendapatan dari recurring income CTRA menurun dari 24,3 persen pada kuartal I/2021 menjadi 19,7 persen pada kuartal I/2022, karena penurunan pendapatan RS.
KB Valbury Sekuritas memperkirakan pertumbuhan pendapatan CTRA dapat mencapai 9 persen secara tahunan pada tahun ini, di tengah perbaikan ekonomi, perpanjangan insentif PPn Properti hingga sembilan bulan 2022, dan suku bunga yang relatif rendah, setidaknya hingga semester I/2022.
"Kami memperkirakan marketing sales CTRA dapat tumbuh 21 persen yoy menjadi Rp9 triliun, didukung oleh beberapa proyek di Medan dengan peluncuran proyek baru yang berpusat di Deli Megapolitan, Jabodetabek, Surabaya, dan Jawa Tengah," katanya.
Baca Juga
Pihaknya juga memandang positif akuisisi lahan MTLA sebesar 600 Ha akan berdampak positif terhadap performa jangka panjang dan jumlah landbank MTLA yang cukup baik.
Selain itu, KB Valbury Sekuritas memandang normalisasi mobilitas dan daya beli dapat berpengaruh terhadap pendapatan dari hotel dan shopping center.
"Akan tetapi, kami melihat adanya potensi kenaikan suku bunga pada semester II/2022 di tengah pengetatan suku bunga, juga penghentian insentif PPn dapat berpengaruh terhadap performa CTRA, mengingat 54 persen pembelian menggunakan KPR," ucapnya.
Adapun KB Valbury Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli dengan target harga di Rp1.070 per saham. Target harga ini mempertimbangkan posisi likuiditas CTRA yang solid, perolehan presales yang didominasi oleh properti menengah yang masih kuat permintaannya, serta, suku bunga rendah dan stimulus pemerintah.
Kemudian, ekspansi properti di kota besar, dan kesediaan land bank yang besar.
Di sisi lain, pihaknya mencatat beberapa risiko yaitu daya beli konsumen yang lebih rendah dibandingkan proyeksi, potensi kenaikan suku bunga pada semester II/2022, stimulus pemerintah yang dihentikan karena tekanan fiskal, dan ketidakpastian dari adanya pengenaan pengenaan PBG sebagai IMB.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.