Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan pengelola Erafone, PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA) menjadi salah satu saham pilihan yang direkomendasikan berkat penjualan dan laba yang meningkat.
Analis NH Korindo Sekuritas Cindy Alicia Ramadhania menuturkan, saham ERAA berada di target harga Rp640 per sahamnya.
“Kami merekomendasikan beli untuk ERAA dengan target harga Rp640, P/E 10,3 kali atau plus 1 STD dengan potensi upside sebesar 26,7 persen,” papar Cindy dalam risetnya, dikutip Rabu (22/6/2022).
Pada kuartal I/2022, Erajaya mencatatkan peningkatan penjualan sebesar 5,8 persen secara tahunan dengan nilai Rp11,5 triliun.
Beberapa segmen yang mendukung penjualan di antaranya telepon seluler dan tablet yang bertumbuh 3,6 persen year-on-year (yoy), serta aksesoris dan lainnya yang dengan pertumbuhan 58,9 persen yoy.
Cindy menilai, ekspansi bisnis yang dilakukan Erajaya cenderung intensif. Hingga Maret 2022, ERAA membuka 53 gerai baru.
Baca Juga
“Sementara pada tahun 2022 ERAA akan terus gencar melakukan ekspansi pasar, dengan target membuka 500 gerai baru,” imbuhnya.
Lebih lanjut, perseroan juga akan menggandeng investor ritel melalui Erafone Mitra Ritel Cloud.
ERAA juga membentuk perusahaan joint venture bernama PT Era Blue Electronic dengan The Gioi Di Dong yang merupakan anak perusahaan Mobile World, perusahaan investasi di Vietnam.
Namun, menurut Cindy, tetap ada beberapa risiko yang perlu dicermati oleh investor.
“Risiko utama rekomendasi kami adalah daya beli konsumen yang rendah, antusiasme yang rendah terhadap peluncuran produk baru, perubahan kebiasaan belanja konsumen, dan depresiasi rupiah,” tutupnya.
Pada sesi pertama perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (22/6/2022) saham ERAA terpantau parkir di zona hijau dengan kenaikan 0,40 persen atau 2 poin ke level 500.
Saham berkapitalisasi pasar Rp7,98 triliun tersebut saat ini diperdagangkan dengan P/E ratio 7,72 kali dan bergerak di kisaran 496 hingga 505.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.