Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kenaikan Cukai Bikin Laba Gudang Garam (GGRM) Tertekan, Cek Rekomendasi Sahamnya

Analis memberikan rating overweight kepada saham emiten rokok Gudang Garam (GGRM) di tengah turunnya pendapatan serta kenaikan cukai yang menekan laba.
Seorang pekerja melintas di depan pabrik PT Gudang Garam Tbk. Kediri, Jawa Timur./Antara - Arief Priyono
Seorang pekerja melintas di depan pabrik PT Gudang Garam Tbk. Kediri, Jawa Timur./Antara - Arief Priyono

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten rokok PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) mencatatkan penurunan kinerja pada kuartal I/2022, seiring dengan kenaikan cukai rokok.

Analis NH Korindo Sekuritas Cindy Alicia Ramadhania memberikan rating overweight dengan target harga senilai Rp32.700 dan potensi upside 6,6 persen untuk saham GGRM menyusul sejumlah risiko yang mengiringinya.

“[Adanya] risiko kenaikan cukai, penurunan perdagangan rokok yang lebih terjangkau, dan daya beli konsumen,” jelas Cindy dalam risetnya, dikutip Jumat (17/6/2022).

Segmen sigaret kretek mesin (SKM) dan sigaret kretek tangan (SKT) Gudang Garam tercatat belum dapat bertumbuh menurut catatan NH Korindo Sekuritas.

Pasalnya, pendapatan GGRM pada kuartal I/2022 tercatat menurun secara tahunan sebesar 1,5 persen dengan nilai Rp29,3 triliun. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp29,7 triliun.

Salah satu faktor penyebab turunnya pendapatan yaitu berbanding lurus dengan penurunan pendapatan SKM dan SKT.

SKM berkontribusi 91,2 persen pada pendapatan keseluruhan GGRM, atau senilai Rp26,7 triliun, turun 1,7 persen year-on-year (yoy). Sementara itu SKM juga turun 6,3 persen yoy menjadi Rp2 triliun.

Selain itu, pendapatan ekspor tercatat hanya berkontribusi sebesar 1,2 persen pada kuartal I/2022, turun 20,8 persen yoy menjadi Rp346,9 miliar, merosot dibandingkan kuartal I/2021 senilai Rp437,8 miliar.

“Di tengah penurunan top line di kuartal I/2022, kami memproyeksikan pendapatan tahun ini dapat bertumbuh 7,6 persen yoy menjadi Rp134,3 triliun sejalan dengan ekspektasi daya beli konsumen akan pulih,” imbuh Cindy.

Lebih lanjut, adanya kenaikan cukai juga turut menekan laba Gudang Garam. Salah satunya terlihat dari penurunan laba kotor pada kuartal I/2022 yang menurun 16,3 persen secara tahunan menjadi Rp3,3 triliun di tengah kenaikan beban pokok penjualan sebesar 0,7 persen yoy.

Peningkatan ini disebabkan oleh kenaikan tarif cukai sebesar 6,4 persen menjadi Rp25,1 triliun yang berkontribusi sebesar 96,3 persen.

Adapun beban penjualan naik 9,5 persen yoy di periode ini, disebabkan oleh kenaikan biaya transportasi, pengangkutan, iklan, promosi, dan pemasaran lainnya sebesar 22,4 persen yoy menjadi Rp642,2 miliar, sehingga laba pun menyusut 9,8 persen menjadi Rp5,3 triliun.

Laba bersih kuartal I/2022 GGRM juga belum bisa bertumbuh. Laba bersih Gudang Garam tercatat turun 38,3 persen secara tahunan menjadi Rp1,1 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp1,7 triliun.

 Pada pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Jumat (17/6/2022) GGRM terlihat parkir di zona merah dengan koreksi 0,97 persen atau setara 300 poin ke level 30.475.

 Saham dengan kapitalisasi pasar Rp58,64 triliun tersebut sempat bergerak di kisaran 30.450-30.700, dengan jumlah transaksi 493.200 saham senilai Rp15,06 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper