Bisnis.com, JAKARTA -- Emiten minyak dan gas milik konglomerat Keluarga Panigoro, PT Medco Energi Indonesia Tbk. (MEDC) menetapkan target produksi minyak dan gasnya naik tajam dari tahun sebelumnya.
Berdasarkan keterangan resmi Perseroan menetapkan produksi minyak dan gas tahun ini mencapai 160 juta barel per hari (mboepd) pada 2022. Jumlah ini naik dari capaian produksi 2021 sebanyak 94 juta barel per hari dengan total kapasitas 110 juta barel per hari.
Adapun, MEDC memperkirakan target biaya produksi migasnya berada di bawah US$10 per barel. Tambahan kapastas produksi migas MEDC juga didapat dari hasil Penyelesaian akuisisi ConocoPhillips Indonesian pada Maret 2022.
Sampai dengan kuartal I/2022 sendiri, produksi migas MEDC sudah mencapai 127 juta barel per hari, dengan biaya produksi migas US$8 per barel, masih sesuai dengan rencana Perseroan.
Selanjutnya, Perseroan juga menetapkan target penjualan ketenagalistrikan tahun ini mencapai 3.500 GWh. Adapun, capaian hingga kuartal I/2022 sudah mencapai 837 GWh.
Tahun ini MEDC juga menyiapkan belanja modal untuk bisnis minyak dan gas senilai US$275 juta dan ketenagalistrikan US$50 juta. Sampai dengan kuartal I/2022, MEDC sudah menyerap belanja modal hingga US$42 juta.
Baca Juga
Direktur Utama MEDC Hilmi Panigoro, mengatakan sangat senang dengan catatan kinerja kuartal pertama 2022.
"Hal ini membuktikan bahwa strategi Perseroan berjalan dengan baik sebagaimana dibuktikan dengan penghargaan sebagai Asia Pacific Upstream Company of the Year pada APAC Capital Energy Assembly yang diadakan oleh Energy Council baru-baru ini," ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (16/6/2022).
Di sisi lain, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menaikkan peringkat PT Medco Energi International Tbk (MEDC) beserta obligasi menjadi idAA- dengan outlook positif dengan mempertimbangkan kinerja perseroan.
Kenaikan peringkat mencerminkan ekspektasi Pefindo, leverage keuangan perseroan diperkirakan membaik dengan proyeksi rasio utang terhadap EBITDA di bawah 3 kali dalam jangka pendek menengah dari sebelumnya 4,6 kali pada 2021.
Perbaikan rasio utang terhadap EBITDA dipandang sebagai dampak dari konsolidasi penuh Corridor PSC dan juga diperoleh dari kenaikan harga minyak. MEDC diyakini bisa mempertahankan pengelolaan yang baik terhadap utang dan belanja modal yang didanai utang.
"Kami memandang Corridor PSC akan memperkuat portofolio aset MEDC, dengan bauran energi menjadi 78 persen dari gas dibandingkan dengan saat ini sebesar 64 persen, dengan tambahan produksi tahunan sebesar 60-70 ribu barrels of oil equivalent per day (mboepd),” tulis Pefindo dalam laporannya, Selasa (14/6/2022).