Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

SBR011 Laku Rp13 Triliun, Sinyal Positif Pasar Obligasi Ritel Sepanjang 2022

Hasil penjualan SBR011 yang telah melebihi Rp12 triliun diprediksi akan menjadi penjualan terbesar sepanjang sejarah penerbitan Savings Bond Ritel (SBR).
Lorenzo Anugrah Mahardhika
Lorenzo Anugrah Mahardhika - Bisnis.com 15 Juni 2022  |  14:49 WIB
SBR011 Laku Rp13 Triliun, Sinyal Positif Pasar Obligasi Ritel Sepanjang 2022
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman dan Direktur SUN Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Deni Ridwan dalam peluncuran SBR011, Jumat (27/5 - 2022) di Jakarta - Bisnis - Wibi Pangestu Pratama.

Bisnis.com, JAKARTA — Pemesanan Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR011 telah menembus Rp13 triliun sehari jelang penutupan masa penawaran.

Berdasarkan data yang dilansir dari salah satu mitra distribusi daring Rabu (15/6/2022) sekitar pukul 14.10 WIB, total penjualan SBR011 telah menyentuh Rp13,07 triliun. Adapun kuota pemesanan tercantum Rp924,82 miliar dari target Rp14 triliun.

Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas Handy Yunianto mengatakan, hasil penjualan SBR011 yang telah melebihi Rp12 triliun diprediksi akan menjadi penjualan terbesar sepanjang sejarah penerbitan SBR.

Tingginya minat investor ritel terhadap SBR011 salah satunya ditopang oleh likuiditas rupiah yang masih melimpah. Hal ini seiring dengan suku bunga deposito perbankan yang tetap rendah, menyebabkan kupon yang ditawarkan SBR11 lebih menarik.

“Faktor ketidakpastian global yang masih tinggi, mulai dari kenaikan inflasi, hawkish bank sentral, hingga risiko geopolitik perang Rusia- Ukraina yang belum terlihat selesainya kapan juga menyebabkan demand SBR11 juga meningkat,” jelasnya saat dihubungi Bisnis, Rabu (15/6/2022).

Handy menambahkan struktur SBR011 yang menarik juga menjadi salah satu nilai tambah di mata para investor. SBR011 memberikan tenor yang pendek dan suku bunga floating with floor, sehingga investor akan mendapatkan kupon lebih tinggi jika suku bunga acuan BI naik.

Ia melanjutkan, minat investor terhadap SBN ritel akan tetap terjaga sepanjang tahun ini. Menurutnya, sentimen domestik akan lebih berperan langsung dibandingkan kondisi di pasar global.

Minat investor ritel akan dipengaruhi oleh tingkat likuiditas rupiah. Jika likuiditas tersebut masih cukup melimpah, maka pemulihan ekonomi dari pandemi virus corona juga akan terus berjalan dengan optimal.

“Dengan rupiah bisa stabil seiring dengan neraca perdagangan yang surplus dan inflasi masih terjaga, maka tekanan kenaikan suku bunga domestik masih relatif terbatas. Sehingga, kami perkirakan minat investor terhadap SBN ritel masih akan solid,” tutupnya.

Berdasarkan jadwal dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), pemerintah masih akan menawarkan beberapa seri obligasi ritel.

Melansir dari jadwal tersebut, setelah SBR011, sukuk ritel seri SR017 akan mulai ditawarkan pada 19 Agustus hingga 14 September. Kemudian, pemerintah akan kembali memasarkan SBN Ritel jenis ORI dengan seri ORI022 pada 26 September-20 Oktober.

Seri terakhir yang akan ditawarkan pada tahun 2022 adalah sukuk tabungan seri ST009 pada 28 Oktober hingga 16 November 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

Obligasi kementerian keuangan saving bonds djppr SBR011
Editor : Farid Firdaus

Artikel Terkait



Berita Terkini

back to top To top