Bisnis.com, JAKARTA - Emiten peternakan terintegrasi PT Widodo Makmur Perkasa Tbk. (WMPP) memperkirakan penjualan komoditas peternakan perseroan akan terkoreksi dalam beberapa bulan mendatang akibat dampak dari wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) sapi.
Direktur Utama Widodo Makmur Perkasa Tumiyana mengatakan, dalam tiga bulan hingga empat bulan ke depan, masyarakat akan melakukan penyesuaian. Masyarakat yang terdampak PMK seperti peternak akan menjual stok sapi miliknya dengan cepat, sehingga harga ternak akan terkontraksi.
"Tetapi, dalam lima bulan ke depan akan naik lagi di kuartal I/2023. Kami sekarang sedang konsentrasi untuk mencari vaksin," ujar Tumiyana dalam paparan publik WMPP di Jakarta, Rabu (15/6/2022).
Dengan peternak yang menjual stok sapinya, Tumiyana memperkirakan Indonesia akan mengalami kekurangan suplai pada kuartal I/2023. Dengan prediksi tersebut, Tumiyana menyebut WMPP akan mempersiapkan diri untuk menyambut peluang baru yang datang di kuartal I/2023.
Adapun untuk tahun ini, WMPP menargetkan peningkatan pendapatan menjadi Rp7,1 triliun, dari Rp6,2 triliun atau meningkat 14 persen dibanding 2021.
Pendapatan perseroan diproyeksi sebagian besar akan disumbang oleh pendapatan poultry atau unggas sebesar 45 persen, cattle atau ternak sebesar 30 persen, daging sebesar 13 persen, komoditas ternak 10 persen, dan sisanya 2 persen dari konstruksi.
Adapun perseroan menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp1,2 triliun di tahun ini untuk mendukung pertumbuhan tersebut.