Bisnis.com, JAKARTA — Fitch Ratings memperkirakan kinerja PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) bakal makin membaik pada 2022, seiring dengan bertambahnya gerai dan berkurangnya kompetisi di segmen ritel ukuran lebih besar.
“Dua operator minimarket terbesar di Indonesia akan terus mengeluarkan format ritel yang lebih besar karena total toko mereka akan melebihi 40.000 pada akhir 2022,” kata Fitch Ratings dalam laporannya yang dikutip Rabu (15/6/2022).
Rata-rata penjualan harian per toko (SSSG) kuartal I/2022 AMRT melampaui level prapandemi pada periode yang sama di 2019 dan 2020, seiring dengan berkurangnya kompetisi karena penutupan hypermarket dan supermarket Giant dan pemulihan belanja masyarakat.
“Kami berharap peraturan yang baru diterbitkan oleh Kementerian Dalam Negeri pada akhir Mei 2022 dapat mendukung penjualan harian ritel per toko dan mempercepat pemulihan dari penjualan yang lemah selama pandemi Covid-19,” lanjut Fitch Ratings.
Peraturan tersebut mengklasifikasikan sebagian besar wilayah di Indonesia memiliki risiko penularan virus corona yang rendah, dengan sebagian besar pembatasan telah dilonggarkan.
Jam buka pusat perbelanjaan, toko kelontong, pasar tradisional dan restoran juga tidak dibatasi dan pembatasan kapasitas telah dihapus. Pemerintah juga sedang mempertimbangkan penurunan status pandemi di Indonesia menjadi endemi.
Baca Juga
Normalisasi bakal menguntungkan perusahaan pengelola minimarket secara tidak proporsional, tetapi mengorbankan kinerja supermarket dan hypermarket meskipun inflasi meningkat.
Rata-rata penjualan harian per toko Alfamart naik menjadi Rp13,3 juta di kuartal I/2022 dari lebih dari 19.000 toko konsolidasi yang dioperasikan, dari Rp13 juta di kuartal I/2020 dan Rp12 juta di kuartal I/2022. Sebaliknya, PT Hero Supermarket Tbk (HERO) menutup operasi hypermarket Giant pada 2021 karena penjualan yang rendah.
Penutupan Giant mendorong pengecer format kecil seperti Alfamart dan pesaing minimarket terbesarnya, PT Indomarco Prismatama (Indomaret), untuk mempercepat pembukaan toko bahkan selama pandemi.
“Kami memperkirakan jumlah gerai melampaui 40.0000 unit bagi Alfamart dan Indomaret pada akhir 2022, dari sekitar 38.000 pada tahun 2021 didukung oleh penambahan lebih dari 1.000 toko oleh masing-masing perusahaan pada 2022.”
Fitch Ratings mengharapkan pengalaman Alfamart dalam mengoperasikan dan membuka gerai yang lebih besar dengan merek Alfamidi dapat memberikan diversifikasi format gerai yang lebih baik dibandingkan dengan Indomaret.
AMRT telah beroperasi sejak 2007 dalam format yang mirip dengan supermarket, tetapi memberikan pengalaman berbelanja yang lebih nyaman karena lokasi tokonya yang dekat dengan area perumahan serta menawarkan produk yang lebih luas daripada minimarket pada umumnya. Di sisi lain, Indomaret tidak memiliki merek terpisah yang sebanding dan toko-toko dengan ukuran yang lebih besar.
“Kami berharap kinerja dan metrik kredit Alfamart pada tahun 2022 akan terus sepadan dengan peringkatnya. Pendapatan Alfamart meningkat 19 persen yoy dan 5 persen qoq di kuartal I/2022, sementara marjin EBITDA sebagian besar stabil di 9,6 persen dari 9,8 persen di kuartal I/2021.”
Leverage Alfamart juga akan tetap rendah dengan utang bersih setelah penyesuaian sewa dibayar di muka terhadap EBITDAR di bawah 1,0 kali. Arus kas yang dihasilkan akan tetap kuat dengan margin arus kas bebas lebih dari 1 persen.
Perseroan dapat meningkatkan belanja modal dan pembukaan toko pada 2022 untuk memanfaatkan potensi pemulihan ekonomi Indonesia. Namun, pengeluaran diyakini akan tetap dalam perkiraan sebesar Rp4 triliun, yang dapat diserap oleh arus kas yang solid dari operasi.