Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Perkasa Jelang Rilis Inflasi, ECB Siap Kerek Suku Bunga

Bank Sentral Eropa (ECB) mengakhiri program stimulus jangka panjang dan mengatakan akan memberikan kenaikan suku bunga pertama sejak 2011 bulan depan.
Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (25/11/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (25/11/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks dolar naik untuk hari kedua berturut-turut pada akhir perdagangan Kamis (9/6/2022) waktu setempat, menghapus penurunan awal sementara euro berbalik lebih rendah setelah pengumuman kebijakan terbaru oleh Bank Sentral Eropa (ECB), yang mengisyaratkan kenaikan suku bunga.

Mengutip Antara, Jumat (10/6/2022), ECB mengakhiri program stimulus jangka panjang dan mengatakan akan memberikan kenaikan suku bunga pertama sejak 2011 bulan depan, diikuti oleh langkah yang berpotensi lebih besar pada September karena berusaha meredam kenaikan inflasi.

Tetapi kurangnya rincian untuk rencana tentang menangani kekhawatiran fragmentasi di wilayah tersebut membantu mengirim euro lebih rendah terhadap dolar. ECB mengatakan bahwa fragmentasi, perbedaan antara biaya pinjaman untuk negara-negara Eropa yang berbeda, menghambat pelaksanaan kebijakan moneternya.

"Kami tahu QE (pelonggaran kuantitatif) sedang bergulir tetapi mereka sendiri sudah mulai melontarkan gagasan tentang rencana darurat khusus untuk melawan risiko fragmentasi, tetapi mereka belum memberi kami detail apa pun," kata Kepala Analitik Quant Insight, Huw Roberts.

Goldman Sachs memperkirakan ECB akan menaikkan 25 basis poin pada Juli, diikuti oleh kenaikan masing-masing 50 basis poin pada September dan Oktober, sebelum kembali ke kenaikan 25 basis poin pada Desember.

Indeks dolar naik 0,682 persen menjadi 103,260, dengan euro turun 0,9 persen menjadi 1,0618 dolar. Dengan kenaikan mingguan lebih dari 1,0 persen, greenback siap untuk kenaikan mingguan kedua berturut-turut dan kenaikan mingguan terbesar dalam tujuh.

Sebagian besar bank sentral di seluruh dunia telah mengambil tindakan untuk membendung gelombang kenaikan inflasi dengan menaikkan suku bunga, dan investor akan melihat data inflasi AS terbaru pada Jumat waktu setempat dalam bentuk Indeks Harga Konsumen (IHK) Mei. Perkiraan konsensus menyiratkan kenaikan inflasi tahun-ke-tahun sebesar 8,3 persen, tidak berubah dari April.

Sementara beberapa investor berharap bahwa inflasi mungkin telah mencapai puncaknya, kenaikan harga minyak baru-baru ini ke level tertinggi 13-minggu telah merusak optimisme itu, meningkatkan daya tarik safe-haven dolar.

Data AS pada Kamis (9/6/2022) menunjukkan pasar tenaga kerja tetap sangat ketat, dengan klaim pengangguran awal mingguan naik ke penyesuaian musiman 229.000 untuk pekan yang berakhir 4 Juni, tertinggi sejak pertengahan Januari, dan di atas perkiraan 210.000.

Federal Reserve AS dijadwalkan untuk mengumumkan pernyataan kebijakan berikutnya pada Rabu (15/6/2022) dan pasar sepenuhnya memperkirakan kenaikan suku bunga minimal 50 basis poin dari bank sentral, menurut FedWatch CME.

Sebaliknya, bank sentral Jepang (BoJ) telah menjadi salah satu dari sedikit bank sentral yang tidak mengambil tindakan terhadap kenaikan harga, yang telah menyebabkan yen turun ke level terendah dua dekade terhadap dolar dan level terendah 7,5 tahun terhadap euro.

Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda mengatakan pada Rabu (8/6/2022) bahwa pelemahan yen positif bagi perekonomian selama pergerakannya stabil, sambil menambahkan bahwa kebijakan valas bukan wewenang BoJ.

Euro turun 0,86 persen terhadap yen di 142,61, tepat di bawah tertinggi Januari 2015 di 144,25 yen yang dicapai pada Rabu (8/6/2022).

Yen Jepang melemah 0,01 persen versus greenback di 134,28 per dolar, sementara sterling terakhir diperdagangkan di 1,2502 dolar, turun 0,30 persen hari ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper