Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Target Produksi Emas MDKA Tahun 2022 Turun, Ini Alasannya

PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) menurunkan target produksi emasnya dari 125.000 ons menjadi 100.000-120.000 ons pada tahun ini.
Kondisi hutan Tumpang Pitu Banyuwangi yang menjadi area konsensi tambang emas oleh PT Bumi Suksesindo yang merupakan anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). Merdeka Copper Gold menurunkan target produksi emasnya dari 125.000 ons menjadi 100.000-120.000 ons pada tahun ini. JIBI/Bisnis-Peni Widarti
Kondisi hutan Tumpang Pitu Banyuwangi yang menjadi area konsensi tambang emas oleh PT Bumi Suksesindo yang merupakan anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). Merdeka Copper Gold menurunkan target produksi emasnya dari 125.000 ons menjadi 100.000-120.000 ons pada tahun ini. JIBI/Bisnis-Peni Widarti

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten tambang PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) menurunkan target produksi emasnya tahun ini, dibandingkan dengan pada tahun sebelumnya.

Berdasarkan paparan publik pada Jumat (10/6/2022), MDKA menurunkan target produksi emasnya dari 125.000 ons menjadi 100.000-120.000 ons pada tahun ini.

Wakil Presiden Direktur MDKA Simon Milroy menyebutkan penurunan produksi terkait dengan grade bijihnya yang mengalami penurunan.

"Grade-nya saat ini lebih rendah karena penambangannya makin dalam, jadi lebih sulit untuk mendorong produksi," jelasnya dalam paparan publik, Jumat (10/6/2022).

Pada 2021 sendiri, MDKA mencatatkan produksi dari Tambang Emas Tujuh Bukit sebesar 125.000 ons emas dengan biaya keseluruhan (AISC) sebesar US$860 per ons emas, melebihi acuan produksi sebesar 100.000-120.000 ons emas dengan AISC sebesar US$825 hingga US$900 per ons emas.

Selanjutnya, pada Tambang Tembaga Wetar, produksi tembaga pada tahun 2021 adalah 19.000 ton tembaga dengan AISC sebesar US$2,33 pon tembaga, dan menunjukan peningkatan signifikan dibandingkan dengan produksi tembaga pada 2020 sebesar 5.000 ton tembaga dan melebihi acuan produksi 2021 sebesar 14.000-17.000 ton tembaga dengan AISC sebesar US$2,10 hingga US$2,60 per pon tembaga.

Pendapatan MDKA pada 2021 juga meningkat disebabkan oleh meningkatnya pendapatan dari Tambang Tembaga Wetar dari US$31 juta menjadi US$162 juta, dikarenakan produksi dari pit Partolang meningkat dari 5.000 ton menjadi 19.000 ton.

"Meskipun tingkat produksi pada Wetar meningkat, MDKA mampu mempertahankan tingkat beban pokok pendapatan dan biaya umum dan administrasi di level yang sama, sehingga menghasilkan EBITDA MDKA sebesar US$221,0 juta, lebih tinggi US$70,4 juta dari pada 2020 senilai US$150,6 juta," papar Simon.

Selain itu, sebagian peningkatan EBITDA juga didorong oleh pencatatan hasil klaim asuransi untuk gangguan bisnis sebesar US$14 juta.

Selanjutnya, pada kuartal I/2022 sendiri, pendapatan MDKA juga mengalami peningkatan dibandingkan dengan kuartal yang sama pada 2021, dikarenakan produksi emas dan tembaga yang lebih tinggi, dan harga emas dan tembaga yang lebih tinggi.

"Pendapatan yang lebih kuat pada kuartal I/2022 juga dicerminkan pada EBITDA sebesar US$105 juta, meningkat signifikan dari kuartal I/2021 sebesar US$25 juta. Peningkatan EBITDA MDKA sebagian didorong oleh klaim asuransi final sebesar US$42 juta untuk gangguan bisnis," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper