Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan rokok afiliasi Philip Morris, PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) mengumumkan pembagian dividen saham senilai Rp63,3 per saham untuk tahun buku 2021.
Bila menghitung jumlah saham yang beredar 116,32 miliar saham, maka HMSP akan membagikan dividen dengan total Rp7,36 triliun.
Pada 2021, HM Sampoerna membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk perseroan atau laba bersih Rp7,13 triliun, turun 16,83 persen dari Rp8,5 triliun pada 2020.
Jumlah dividen tersebut menurun dibandingkan sebelumnya. Pada 2021, HM Sampoerna tercatat menebar dividen tunai kepada para pemegang sahamnya dengan nilai Rp72,8 per lembar saham, atau setara Rp8,46 triliun untuk tahun buku 2020. Meski begitu, kinerja HMSP diniai semakin bertumbuh positif.
Presiden Direktur HM Sampoerna Mindaugas Trumpaitis mengatakan perseroan dengan kode saham HMSP tersebut melihat adanya kinerja positif pada tahun lalu.
“Total volume industri tahun 2021 lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya, serta pertumbuhan pangsa untuk portofolio sigaret kretek tangan (SKT) dan produk premium Sampoerna,” ujar Mindaugas dalam keterangan resmi hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), dikutip Jumat (10/6/2022).
Baca Juga
Dalam RUPST, perseroan mengumumkan kinerja tahun buku 2021 yang mencatatkan peningkatan pendapatan bersih sebesar 7 persen dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp98,9 triliun.
Peningkatan ini ditopang oleh volume penjualan produk sigaret sebesar 82,8 miliar unit, meningkat 4,3 persen dari tahun 2020.
Selain itu, HMSP juga mencatatkan volume SKT 1,6 miliar di tahun 2021 yang didukung investasi serta inovasi yang dilakukan perseroan, ditambah kebijakan tarif cukai SKT yang turut berpengaruh.
Sebagai informasi, HM Sampoerna menyerap sekitar 65.800 karyawan, di mana 85 persen dari mereka bekerja di fasilitas produksi SKT.
HMSP termasuk salah satu dari 20 emiten yang masuk dalam indeks IDX High Dividend 20, sehingga besar harapan investor untuk mendapat dividen jumbo.
IDX High Dividend 20 merupakan indeks yang mengukur kinerja harga saham dari 20 emiten yang membagikan dividen tunai selama 3 tahun terakhir, serta memiliki dividen yield tertinggi.