Bisnis.com, JAKARTA – Emiten kelapa sawit PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJT) menargetkan tingkat produksi untuk 2022 lebih tinggi dari tahun sebelumnya dengan perkiraan harga minyak kelapa sawit (CPO) tetap tinggi.
Direktur Utama Austindo Nusantara Jaya Lucas Kurniawan mengatakan bahwa prospek CPO masih tetap bullish pada 2020 karena sejumlah faktor seperti kekurangan pasokan karena penanaman yang lebih rendah selama beberapa tahun terakhir, kekurangan tenaga kerja karena pandemi, dan moratorium konsesi baru dan standar keberlanjutan yang lebih ketat.
Selain itu, masih ada faktor pendorong dari sisi krisis energi, dengan kenaikan harga minyak mentah karena konflik Ukraina dan Rusia serta permintaan mandat biodiesel. Permintaan juga diperkirakan bakal naik seiring dengan pemulihan ekonomi global pasca-pandemi Covid-19.
Kemudian, permintaan CPO juga bakal menguat untuk menggantikan pasokan minyak kedelai akibat kekeringan yang melanda Amerika Selatan beberapa tahun terakhir.
“Daya saing CPO dibandingkan dengan minyak nabati lainnya lebih tinggi, sementara terdapat perubahan iklim yang mengganggu produksi minyak nabati lainnya secara global,” katanya dalam paparan publik, Rabu (8/6/2022).
Austindo, yang mengutip laporan Bank Dunia, menunjukkan proyeksi harga minyak sawit pada 2022 mencapai US$1.650 per ton, naik dari US$1.131 per ton pada 2021 dan US$752 per ton pada 2020.
Baca Juga
Menanggapi momentum kenaikan harga, Lucas mengatakan Austindo mencoba mendorong produktivitas dan dari sisi profitabilitas dengan mengelola biaya agar dapat tetap serendah mungkin.
“Dari sisi pertumbuhan produksi untuk CPO kami targetkan naik dari 2021 263.000 menjadi 294.000 ton tahun ini. Mengenai harga sampai dengan kuartal I/2022, harga jual rata-rata kami jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu. Jadi kami kan masih memiliki 9 bulan yang akan kita lalui, mudah-mudahan harga tetap kondusif,” ujarnya.
Sampai dengan saat ini, walaupun ada larangan ekspor beragam aturan yang terus berganti terkait DPO dan DMO (domestic price obligation dan domestic market obligation), Austindo berupaya terus mengikuti berita yang berkembang.
“Kami ikuti aturan yang berkembang dan akan tunggu secara tertulis agar kita bisa lihat dampaknya pada operasi kami lebih lanjut,” terangnya.