Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tahun 2022, Austindo (ANJT) Siapkan Capex Rp681 Miliar, Buat Apa Saja?

PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJT) menyiapkan belanja modal sebanyak US$47 juta atau sekitar Rp681 miliar pada 2022 untuk peremajaan dan ekspansi pabrik.
Jajaran Direksi PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJT) dalam acara paparan publik, Rabu (8/6/2022).
Jajaran Direksi PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJT) dalam acara paparan publik, Rabu (8/6/2022).

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten perkebunan kelapa sawit PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJT) menyiapkan belanja modal sebanyak US$47 juta atau sekitar Rp681 miliar pada 2022.

Adapun, berdasarkan laporan keuangan perseroan, sampai dengan kuartal I/2022, perseroan telah menyerap USU$6,29 juta dari total anggaran belanja modal.

Direktur Utama Austindo Nusantara Jaya Lucas Kurniawan mengungkapkan, perincian penggunan capex pada 2022, pertama, 26 persen akan dialokasikan untuk program peremajaan kembali yang dilakukan setiap tahun.

Kedua, alokasi 26 persen digunakan untuk pembangunan pabrik kompos di Kalimantan Barat, yang dimulai awal tahun ini dan sebagian adalah untuk perbaikan infrastruktur di Papua Barat.

CFO Austindo Nusantara Jaya Nopri Pitoy menambahkan, capex tahun ini juga akan digunakan untuk peremajaan alat transportasi dan alat berat, serta melakukan pembangunan perumahan di kebun baru seperti di Ketapang, Papua, dan masih ada pembangunan juga di kebun lainnya.

Untuk tahun ini, ANJT menargetkan pendapatan perseroan akan kurang lebih sama dari tahun sebelumnya, ditopang terutama oleh bisnis kelapa sawit.

"Seperti tahun lalu kontribusi dari kelapa sawit sekitar 97 persen- 99 persen. Bisnis lainnya seperti sagu dan edamame, kontribusinya menjadi terdilusi," ungkap Lucas.

Faktor yang berpotensi mempengaruhi kinerja tahun ini antara lain aturan DMO, DPO dan pengganti-penggantinya. Emiten bersandi saham ANJT ini berharap aturan tersebut bisa lebih diperjelas oleh pemerintah dan tertuang dalam aturan tertulis.

"Harapannya aturan yang dibuat bisa mendukung komersial industri ini, karena produksi CPO Indonesia besar, produsen nomor 1 dunia, dan kebutuhan domestik kurang dari 50 persen mampu menyerap dari produksi nasional dan ekspor bisa menormalisasi tata niaga industri ini," ungkap Lucas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper