Bisnis.com, JAKARTA – Analis mengungkapkan antara obligasi pemerintah dan obligasi korporasi sebenarnya merupakan pilihan yang memiliki potensi masing-masing.
Director and Chief Investment Officer Fixed Income Manulife Aset Manajemen Indonesia Ezra Nazula saat dihubungi Bisnis menjelaskan bahwa obligasi pemerintah dengan yield 7 persen untuk tenor 10 tahun memiliki potensi capital gain.
Potensi capital gain tersebut ungkapnya mengingat saat ini angka inflasi yang masih rendah yaitu di bawah 4 persen dan juga kenaikan suku bunga Bank Indonesia atau BI rate telah di price-in oleh pasar.
“Sehingga di level sekarang real yield obligasi pemerintah masih menarik,” kata Ezra kepada Bisnis, Selasa (7/6/2022).
Di sisi lain, obligasi korporasi saat ini jelasnya memiliki yield spread yang menarik, kemudian kupon yang menurutnya relatif tinggi untuk stabilitas pendapatan bagi investor.
Oleh karena itu, ke depan Ezra menjelaskan sentimen yang akan mempengaruhi pasar obligasi dan global masih seputar faktor pergerakan yield US Treasury dan seberapa besar dan banyak kenaikan suku bunga The Fed selanjutnya.
Baca Juga
“Sedangkan dari dalam negeri inflasi dan timing kenaikan suku bunga Bank Indonesia menjadi acuan,” lanjutnya.
Dia mengatakan, sebenarnya dari sisi level imbal hasil atau yield 7 persen merupakan level yang masih menarik mengingat inflasi masih dibawah 4 persen.
Ditambah lagi dengan kenaikan suku bunga BI yang diperkirakan terbatas dengan revisi APBN oleh pemerintah sehingga tidak jadi rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM).
Selain itu, Ezra juga mengungkapkan bahwa suplai dari obligasi juga masih kondusif sehingga Manulife Aset Manajemen memperkirakan rentang obligasi Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun akan menguat ke level 6,5 - 7 persen.
Ezra juga melihat obligasi tenor 10 tahun saat ini masih memberikan spread menarik sehingga investor masih tetap fokus kepada tenor tersebut.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, realisasi pembiayaan melalui surat utang pemerintah telah mencapai Rp356,81 triliun hingga 24 Mei 2022.
Sementara itu, emisi obligasi dan sukuk korporasi juga lebih semarak dibandingkan dengan tahun lalu. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga 25 Mei 2022, total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat adalah 50 Emisi dari 38 Emiten senilai Rp62,45 triliun.
Dengan pencatatan ini maka total emisi Obligasi dan Sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 504 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp459,72 Triliun dan US$47,5 juta, diterbitkan oleh 123 Emiten.
Selanjutnya, SBN yang tercatat di BEI berjumlah 152 seri dengan nilai nominal Rp4.864,39 Triliun dan US$205,99 juta. EBA sebanyak 10 emisi senilai Rp4,39 triliun.