Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak melanjutkan penguatan ke level tertinggi dalam tiga bulan akibat Arab Saudi yang menginsyaratkan kepercayaan pada prospek permintaan dengan meningkatkan harga minyak mentahnya untuk Asia lebih dari ekspektasi.
Mengutip Bloomberg, Senin (6/6/2022), West Texas Intermediate (WTI) berjangka naik sekitar 2 persen pada awal perdagangan menjadi hanya US$121 per barel sebelum memangkas beberapa kenaikan.
Arab Saudi menaikkan harga jual resminya untuk pelanggan Asia pada Juli karena China sebagai importir minyak mentah utama dunia, dengan hati-hati keluar dari lockdown Covid-19 yang membebani ekonominya.
Minyak telah reli lebih dari 60 persen pada tahun ini karena rebound permintaan akibat ekonomi yang pulih dari pandemi bertepatan dengan pengetatan pasar setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Perang telah mengipasi inflasi, menaikkan biaya makanan untuk bahan bakar dan mendorong pengetatan moneter yang agresif dari bank sentral.
OPEC+ pada pekan lalu sepakat untuk mempercepat produksi menyusul seruan berulang kali oleh AS untuk memompa lebih banyak minyak.
Baca Juga
OPEC+ mengatakan akan menambah 648.000 barel per hari untuk Juli dan Agustus, sekitar 50 persen lebih banyak dari kenaikan yang terlihat dalam beberapa bulan terakhir. Namun, kelompok tersebut telah berjuang baru-baru ini untuk memenuhi target pasokannya, menimbulkan keraguan tentang apakah mereka akan dapat memenuhi tujuan tersebut.
Saudi Aramco menaikkan kadar minyak mentah utama Arab Light untuk pelanggan Asia sebesar US$2,10 per barel dari Juni 2022 menjadi US$6,50 di atas patokan yang digunakannya. Pasar mengharapkan dorongan US$1,50, menurut survei Bloomberg. Aramco juga menaikkan harganya untuk wilayah Eropa barat laut dan Mediterania.