Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) dan PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) menjadi pendorong utama indeks harga saham gabungan (IHSG) pada awal perdagangan Juni 2022. Peningkatan saham GOTO dan ADRO turut mempertebal potensi cuan pemegang sahamnya, seperti Garibaldi 'Boy' Thohir.
IHSG cenderung bergerak naik pada perdagangan Juni 2022, meskipun baru berlangsung 2 hari pada tanggal 2 dan 3. Saham GOTO yang meningkat 16,4 persen berkontribusi mendorong IHSG 95,9 poin. Kapitalisasi pasar GOTO mencapai Rp419 triliun, terbesar keempat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Adapun, IHSG naik 0,48 persen atau 34,24 poin pada perdagangan Jumat (3/6/2022) menjadi 7.182,96. Sepanjang 2022, IHSG sudah meningkat 9,14 persen.
Lonjakan saham GOTO tak lepas dari keputusan BEI memasukkan saham gabungan Gojek Tokopedia tersebut ke dalam Indeks LQ45, IDX30, dan IDX80 mulai Senin (8/6/2022).
Setelah GOTO, saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) yang naik 7,6 persen sepanjang Juni 2022 mendorong IHSG hingga 9,1 poin. Saham ADRO memiliki kapitalisasi pasar Rp113 triliun.
Menariknya, saham GOTO dan ADRO terafiliasi dengan konglomerat Boy Thohir. Kakak Menteri BUMN Erick Thohir tersebut menjadi Komisaris Utama GOTO, dan memiliki 1,05 miliar (0,09) persen saham GOTO. Boy Thohir juga menjadi Presiden Direktur Adaro Energy Indonesia, dan memegang 1,97 miliar (6,18 persen) saham ADRO.
Baca Juga
Pada hari ini, saham GOTO ditutup naik 2,91 persen atau 10 poin menjadi Rp354, dan saham ADRO melonjak 5,71 persen atau 190 poin ke level Rp3.520.
Di bawah GOTO dan ADRO, saham lainnya pengungkit IHSG pada awal Juni 2022 ialah UNTR, ISAT, MTEL, BYAN, BUKA, PNBN, DCII, dan FREN.
Sementara itu, saham-saham bank jumbo seperti BMRI, BBRI, BBCA, BBNI, hingga ARTO malah menjadi penekan laju IHSG awal bulan ini. Simak tabelnya.
Sementara itu, laju IHSG hingga akhir 2022 diprediksi cenderung meningkat, setelah menurun secara bulanan pada Mei 2022. Bahkan, IHSG diprediksi menyentuh level 7.600.
Kepala Riset Ciptadana Sekuritas Asia Arief Budiman dalam risetnya menjelaskan, setelah menguat selama 4 bulan beruntun, IHSG mencatatkan koreksi secara bulanan pada Mei 2022. Sentimen Sell in May and Go Away menjadi perhatian pasar seiring dengan koreksi yang terjadi pada pasar global.
Pada penutupan perdagangan Selasa (31/5/2022), IHSG naik 111,4 poin atau 1,58 persen ke level 7.148,97. Namun, sepanjang Mei 2022, IHSG terkoreksi 1,11 persen dan bergerak di rentang terendah 6509,87 dan tertinggi di 7.148,97 selama Mei 2022.
Koreksi di pasar saham terjadi seiring dengan keputusan The Fed untuk menaikkan suku bunga pada awal Mei lalu. Hal ini membuat biaya kredit dan akses permodalan yang awalnya murah dan memicu reli di pasar saham mulai berkurang.
Meski demikian, prospek pergerakan IHSG di bulan Juni dinilai masih cukup positif. Tren harga komoditas yang tinggi menjadi penopang untuk pasar Indonesia menghadapi stagflasi, kondisi dimana laju inflasi yang tinggi dibarengi dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi.
“Pasar saham Indonesia juga lebih terlindung dari stagflasi berkat komposisi perusahaan tercatat yang berasal dari perbankan sebanyak 26 persen dan komoditas sebesar 19 persen mencakup 45 persen dari total kapitalisasi pasar Indonesia,” demikian kutipan laporan tersebut, Rabu (1/6/2022).
Arief melanjutkan, tren harga komoditas ini juga akan menjadi katalis positif untuk perusahaan tercatat di Indonesia. Ia memperkirakan, sentimen harga komoditas akan berimbas pada kinerja perusahaan hingga tahun 2023 mendatang.
Ciptadana Sekuritas juga masih optimistis pergerakan IHSG akan positif hingga akhir tahun 2022 dengan target pada level 7.600. Tren positif ini ditopang oleh masuknya investor asing yang melihat sentimen positif dari makroekonomi Indonesia dan pertumbuhan penerimaan perusahaan tercatat.
“Koreksi pasar yang terjadi saat ini akan menjadi kesempatan bagi para investor untuk membangun posisi portofolionya. Kami juga memperkirakan penurunan pada pasar tidak akan signifikan,” jelasnya.