Bisnis.com, JAKARTA – PT Cilacap Samudera Fishing Industry Tbk (ASHA) tetapkan harga penawaran umum atau IPO di level terendah yaitu Rp100.
Berdasarkan prospektus teranyar, ASHA telah menetapkan harga penawaran sebesar Rp100. Adapun itu adalah harga kisaran terendah pada saat fase book building perseroan. Sementara untuk harga tertinggi ditetapkan pada level Rp120 per saham.
Dengan demikian, potensi dana segar yang mampu dihimpun oleh manajemen adalah Rp125 miliar. Perseroan melepas 1,25 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp20.
ASHA adalah perusahaan terbatas yang bergerak di bidang perikanan, pengolahan ikan, pertambakan, galangan kapal, dan hasil ikan lautnya, serta memperdagangkan hasil tersebut khususnya untuk komoditas ekspor.
Direktur Operasi dan Keuangan Cilacap Samudera Fishing Industri Henry Sutioso menjelaskan dana hasil initial public offering (IPO) akan digunakan meningkatkan persediaan ikan perusahaan.
"Hal ini guna tetap memperkuat lini bisnis utama perdagangan ikan dan menjalankan bisnis perkapalan yang saat ini membutuhkan modal kerja," terangnya dalam paparan publik, Senin (25/4/2022).
Baca Juga
Berdasarkan prospektus, dana hasil IPO sebesar Rp75 miliar digunakan sebagai modal kerja perseroan untuk pembelian persediaan ikan. Selanjutnya, sebesar Rp28 miliar digunakan pembelian 99,97 persen saham PT Jembatan Lintas Global (JLG) yang bergerak dalam bidang perikanan.
JLG lanjutnya merupakan perusahaan perikanan yang bergerak di bidang distribusi juga pengolahan hasil perikanan. Harapannya, akuisisi ini dapat menambah nilai (value added) bagi perusahaan.
"Akuisisi JLG, kami menargetkan akuisisi pendapatan dari sumbangsih JLG antara 18--20 persen terhadap total pendapatan nantinya," urainya.
Direktur Utama Cilacap Samudera Fishing Industri William Sutioso mengungkapkan cukup yakin dengan performa perusahaan di pasar perikanan. Alasannya, emiten berkode ASHA ini memiliki fasilitas bisnis perikanan terintegrasi.
"Kami terintegrasi dengan jaringan supplier dan komunitas nelayan lokal, kami mengamati produk perikanan, permintaan cukup besar di dunia, terbukti selama pandemi Covid-19 dari 2020 sampai dengan 2021 permintaan tinggi, itu juga sebagian besar belum dapat kami penuhi," jelasnya.
William melanjutkan alasan akuisisi JL salah satunya karena keterbatasan di wilayah Jakarta, perseroan ingin ekspansi ke value added produk seafood.
Produk bahan baku perikanan Perseroan berasal dari hasil tangkapan kapal sendiri dan juga berasal dari pembelian dari supplier atau pihak ketiga.
Sampai dengan prospektus ini diterbitkan, bidang usaha yang sedang dijalankan Perseroan adalah perdagangan besar hasil perikanan dan juga aktivitas cold storage.