Bisnis.com, JAKARTA - Emiten BUMN pertambangan PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan laba pada kuartal I/2022 di tengah moncernya bisnis emas, nikel, dan aluminium.
Antam mencatatkan penjualan Rp9,75 triliun pada kuartal I/2022, naik 5,81 persen year on year (yoy) dari Rp9,21 triliun pada 2021.
Penjualan domestik menjadi penyumbang utama pendapatan Antam dengan kontribusi Rp7,42 triluun atau 76 persen dari total penjualan bersih.
Penjualan emas menjadi kontributor terbesar yakni Rp5,88 triliun atau 60 persen, feronikel Rp1,86 triliun atau 19 persen, bijih nikel Rp1,62 triliun atau 17 persen, serta segmen bauksit dan alumina Rp299,4 miliar atau 3 persen.
"Pada 2022, Antam kembali berfokus pengembangan basis pelanggan logam mulia di pasar dalam negeri seiring dengan naiknya kesadaran masyarakat dalam berinvestasi emas," papar Sekretaris Perusahaan Antam Syarif Faisal Alkadrie dalam siaran pers, Jumat (20/5/2022).
Di sisi lain, beban pokok penjualan Antam per Maret 2022 turun menjadi Rp7,29 triliun dari Rp7,58 triliun per Maret 2021. Laba kotor Antam pun melejit menadi Rp2,45 triliun dari sebelumnya Rp1,62 triliun.
Baca Juga
Laba periode berjalan yang dapat distribusikan kepada pemilik entitas induk Rp1,46 triliun pada kuartal I/2022. Laba bersih tersebut melonjak 132,46 persen yoy dari Rp630,38 miliar pada kuartal I/2021.
Sementara itu, Antam berhasil memangkas liabilitas menjadi Rp9,24 triliun per Mare 2022 dari Rp12,08 triliun pada akhir 2021. Pada kuartal I/2022, liabilitas jangka panjang Rp4,31 triliun sedangkan jangka pendek Rp4,93 triliun.
Ekuitas Antam menanjak menjadi Rp22,3 triliun dari sebelumnya Rp20,84 triliun. Total aset Antam mencapai Rp31,54 triliun per Maret 2022 dari Rp32,92 triliun pada tahun lalu.