Bisnis.com, JAKARTA – Merosotnya harga stablecoin Terra Luna yang terjun bebas dan volatilitas pasar dapat menjadi ancaman delisting di bursa.
CEO perusahaan aset kripto berbasis di Swiss yakni 21Shares AG, Hany Rashwan mengatakan, Terra Luna berpotensi delisting alias dihapus dari bursa mengingat kondisi yang terjadi saat ini.
“Karena Terra Luna mengalami harga rendah dan volatilitas tinggi, kemungkinan pertukaran akan terus melebar, yang pada akhirnya dapat menyebabkan delisting di bursa,” ujar Hany kepada Bloomberg, dikutip Jumat (13/5/2022).
Terra Luna sempat jatuh 99 persen pada perdagangan Kamis (12/5/2022) menjadi 0,01 franc Swiss.
Analis Bloomberg menilai sulitnya melacak penurunan stablecoin akibat banyak yang dihapus. Peristiwa serupa sempat terjadi pada 2018 saat VelocityShares Daily Inverse VIX Short-Term ETN (XIV) dilikuidasi setelah ambles 93 persen dalam satu sesi, yang akhirnya turut meruntuhkan pasar.
TerraUSD (UST) pada dasarnya dirancang untuk mempertahankan dollar peg melalui sistem algoritma yang dapat ditukar dengan Luna dan sebaliknya, demi menjaga agar nilainya tetap stabil.
Baca Juga
Ketika Terra akhirnya jatuh beberapa hari terakhir, banyak investor yang memborong Luna untuk mengembalikan harga stablecoin ke posisi US$1. Luna pun kian terpuruk.
Mengutip data dari riset Messari, total pasokan Luna yang beredar melonjak jadi 1,46 miliar token, dari sebanyak 377 juta token hari sebelumnya.