Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bahan Bakar Fosil, Ini Jenis, Kegunaan, dan Dampaknya Bagi Lingkungan

Sejak awal Revolusi Industri di Inggris Raya pada paruh kedua abad ke-18, bahan bakar fosil telah dikonsumsi pada tingkat yang terus meningkat.
Proses pemuatan batu bara ke tongkang di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (13/10/2021). Bloomberg/Dimas Ardian
Proses pemuatan batu bara ke tongkang di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (13/10/2021). Bloomberg/Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA – Bahan bakar fosil adalah salah satu kelas bahan yang mengandung hidrokarbon biologis yang terjadi di dalam kerak bumi yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi.

Bahan bakar fosil mencakup batu bara, minyak bumi, gas alam, serpih minyak , bitumen, hingga minyak berat. Semua bahan bakar tersebut mengandung karbon dan terbentuk sebagai hasil dari proses geologi yang bekerja pada sisa-sisa bahan organik yang dihasilkan oleh fotosintesis, sebuah proses yang dimulai pada Archean Eon (4,0 miliar hingga 2,5 miliar tahun yang lalu). 

Sebagian besar bahan karbon yang terjadi sebelum Periode Devon (419,2 juta hingga 358,9 juta tahun yang lalu) berasal dari alga dan bakteri. Sedangkan sebagian besar bahan karbon yang terjadi selama dan setelah interval tersebut berasal dari tanaman . 

Semua bahan bakar fosil dapat dibakar di udara atau dengan oksigen yang berasal dari udara untuk menghasilkan daya panas. 

Panas ini dapat digunakan secara langsung, seperti dalam kasus gas turbin yang digunakan dalam pesawat jet. panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil berfungsi untuk meningkatkan tekanan dan suhu produk pembakaran untuk menghasilkan tenaga penggerak . 

Selain itu, bahan bakar fosil memiliki segudang kegunaan untuk menunjang aktivitas manusia. Salah satu gas fosil yang banyak digunakan dalam beberapa peralatan rumah tangga adalah gas alami. Gas alami cenderung memiliki hasil fosil yang jauh lebih bersih dan ramah untuk kesehatan. Karenanya, gas alami sering dijadikan sebagai komponen elektronik seperti AC, pemanas air, dan lainnya.

Sejak awal Revolusi Industri di Inggris Raya pada paruh kedua abad ke-18, bahan bakar fosil telah dikonsumsi pada tingkat yang terus meningkat. Kemajuan teknologi seperti rekahan hidrolik (fracking), pengeboran putar, dan pengeboran terarah  telah memungkinkan untuk mengekstraksi deposit bahan bakar fosil yang lebih kecil dan sulit diperoleh dengan biaya yang wajar, sehingga mampu meningkatkan jumlah material yang dapat dipulihkan.  

Meskipun baru deposit terus ditemukan, cadangan bahan bakar fosil utama yang tersisa di Bumi terbatas. Terlebih lagi, bahan bakar fosil bukanlah bahan bakar terbarukan. Jika terus digunakan secara masif, hal tersebut jelas akan berdampak serius pada kelestarian alam.

Selain itu, karena persediaan minyak konvensional (ringan hingga menengah) yang dapat diperoleh kian menipis, beberapa perusahaan penghasil minyak bumi kini banyak beralih untuk mengekstraksi minyak berat serta minyak bumi cair yang diambil dari pasir tar dan serpih minyak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper