Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kimia Farma (KAEF) Targetkan Pendapatan Naik 11 Persen Tahun Ini, Begini Caranya

Pada 2022, Kimia Farma (KAEF) bakal fokus menurunkan ketergantungan impor bahan baku obat sebesar 11,86 persen.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Kimia Farma, Rabu (10/5/2022)/Dok.Perusahaan.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Kimia Farma, Rabu (10/5/2022)/Dok.Perusahaan.

Bisnis.com, JAKARTA - BUMN Farmasi, PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) menargetkan pertumbuhan pendapatan mencapai 11 persen pada tahun ini.

Direktur Produksi dan Supply Chain Kimia Farma Andi Prazos mengungkapkan industri farmasi bakal mendapatkan perbaikan kinerja karena ada perubahan produk yang diserap pasar pada 2022.

"Tahun 2022 menjadi tahun turunnya pandemi Covid-19, Kimia farma juga melakukan perubahan produk dengan antisipasi inovasi yang dilakukan meningkatkan pendapatan saat ini," paparnya dalam pemaparan publik 2022, Rabu (11/5/2022).

Kimia Farma, lanjutnya, menargetkan pertumbuhan pendapatan hingga 11 persen pada 2022. KAEF pada tahun ini mencetak penjualan bersih sebesar Rp12,85 triliun tumbuh 28,49 persen dibandingkan dengan 2020 yang sebesar Ro10 triliun. Artinya, target pendapatan pada 2022 mencapai Rp14,26 triliun.

Jumlah laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih KAEF pada 2021 tumbuh 16,13 kali lipat menjadi Rp302,27 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya Rp17,63 miliar.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Kimia Farma Lina Sari menambahkan secara umum perseroan masih mencatatkan laba bersih sepanjang kuartal I/2022.

"Angka ril belum bisa disampaikan, tetapi memang ada dampak turunnya aktivitas Covid-19 ada perubahaan [penurunan] dengan tidak diberlakukannya lagi aturan swab atau tes PCR saat perjalanan, akan berpengaruh terhadap pencapaian kami per Maret 2022," katanya.

Pada 2022, KAEF bakal fokus menurunkan ketergantungan impor bahan baku obat sebesar 11,86 persen dengan mengoptimalisasi fasilitas produksi dan melakukan komersialisasi produk bahan baku yang dikembangkannya.

Saat ini KAEF sudah dapat memproduksi 11 jenis bahan baku obat guna memenuhi kebutuhan dalam negeri dan ketentuan TKDN. Berdasarkan target Kementerian Perindustrian, KAEF harus dapat memenuhi kebutuhan 21 jenis bahan baku obat hingga 2025.

"Kami sudah pikirkan langkah ke depan strategi kompensasi dampak turunnya aktivitas Covid-19 yang ada di Indonesia," terangnya.

Perseroan juga bakal meningkatkan skala omnichannel dalam distribusi dan melakukan penguatan klinik utama di kota besar, meningkatkan layanan homecare dan telemarketing, hingga rebranding outlet apotek, klinik, dan laboratorium.

Targetnya, pada 2025 KAEF dapat menjadi pemain farmasi global dan nomor satu di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper