Bisnis.com, JAKARTA — PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) diperkirakan akan fokus pada sejumlah merek produk, seiring dengan strategi perusahaan untuk memperkuat portofolio di segmen premium.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Christine Natasya dalam risetnya menyebutkan UNVR akan fokus pada produk yang bisa mendulang momentum. Contohnya adalah deodoran pada segmen kesehatan dan perawatan tubuh, es krim untuk segmen makanan dan refreshment, dan produk premium dengan inovasi seperti serum Pond’s dan produk mid-end merek global seperti Love, Beauty & Planet dan Dove baby.
“Terlepas dari kenaikan harga rata-rata jual, Unilever Indonesia melihat produk terkait skincare dan produk higher price point cenderung tidak terlalu sensitif pada kenaikan harga,” kata Christine dalam riset yang dilansir Selasa (26/4/2022).
Terlepas dari strategi ini, Christine berpendapat Unilever Indonesia tetap akan menghadapi kompetisi yang kuat dengan pemain lokal. Di sisi lain, penjualan melalui kanal daring atau e-commerce yang lebih variatif dinilainya bisa menjaga profitabilitas, seiring dengan rencana UNVR untuk memperkuat penjualan melalui e-commerce yang saat ini hanya menyumbang 5 persen dari pendapatan.
Mirae Asset Sekuritas Indonesia juga memperkirakan UNVR akan mengubah strategi promosi untuk mengembalikan kekuatan merek-mereknya di mata konsumen. Dengan demikian, belanja iklan Unilever Indonesia pada 2022 berpotensi naik 10 persen YoY.
“Meski strategi ini bisa menarik keinginan konsumen untuk berbelanja produk UNVR dalam jangka panjang, kami pikir strategi ini akan memperberat margin perusahaan,” tambahnya.
Baca Juga
Pendapatan UNVR untuk 2022 diperkirakan tumbuh 7 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), mayoritas didorong oleh kenaikan harga jual rata-rata. Proyeksi ini lebih tinggi 2 persen dibandingkan outlook sebelumnya. Fokus perusahaan pada produk premium dengan harga yang yang tidak terlalu sensitif akan membuka ruang lebih untuk penyesuaian harga jual rata-rata.
Margin kotor UNVR diramal mencapai 2,2 persen, dipicu oleh harga komoditas yang lebih tinggi imbas konflik Rusia-Ukraina. Sementara itu, margin laba bersih diproyeksi mencapai 14,2 persen, lebih rendah dari proyeksi awal 14,6 persen.
“Kami menurunkan target harga dari Rp4.750 menjadi Rp4.400 dengan P/E 28,2 kali,” katanya.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.