Bisnis.com, JAKARTA – PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) dan PT MNC Energy Investments Tbk. (IATA) tercatat menjadi pemberat IHSG menjelang lebaran.
Kedua emiten itu masuk dalam jajaran top losers pekan ini menurut data Bursa Efek Indonesia. Emiten teknologi itu terpantau turun sedalam 20 persen selama perdagangan antara 25 April sampai dengan 28 April 2022.
Pada awal pekan, GOTO masi di level Rp340 per saham sedangkan pada akhir pekan telah turun menjauhi harga IPO ke level Rp272 per saham. Adapun penurunan saham raksasa teknologi itu bersamaan dengan selesainya masa greenshoe perseroan.
Agen stabilisasi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk., PT CGS-CIMB Sekuritas Indonesia menghentikan kegiatan stabilisasi harga atau skema greenshoe terhadap saham GOTO, hari ini, Rabu (27/4/2022).
Direktur CGS-CIMB Sekuritas Indonesia Sugiharto Widjaja menyatakan tidak akan lagi membeli saham emiten teknologi itu.
“Laporan ini merupakan laporan terakhir kami sebagai agen stabilisasi GOTO, dikarenakan saham yang dipergunakan untuk proses stabilisasi harga telah habis dibeli,” tulisnya dalam keterangan resmi Selasa (27/4/2022).
Baca Juga
Dia mengatakan pihaknya telah membeli sebanyak 75,43 juta (75.431.200) saham GOTO pada hari ini dengan harga pembelian rata-rata Rp293,24 untuk melakukan stabilisasi harga.
"Jumlah akumulasi saham yang telah dibeli dan persentasenya hingga saat ini adalah 6,09 miliar (6.092.258.400) atau 100 persen dari 6,09 miliar saham," tulis Sugiharto dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (27/4/2022).
Nilai akumulasi saham yang telah dibeli sejak Rabu (20/4/2022), hingga hari ini adalah sebesar Rp2,049 triliun. Dengan stabilisasi hari ini, maka GOTO sudah tidak memiliki lagi sisa saham greenshoe.
Dengan greenshoe kali ini, CGS-CIMB Sekuritas tercatat melakukan stabilisasi harga ke saham GOTO sebanyak lima kali. Greenshoe pertama kali dilakukan CGS-CIMB Sekuritas pada Rabu (20/4/2022), dengan jumlah saham yang dibeli sebanyak 1,22 miliar (1.222.575.500) saham atau setara 20,07 persen dari 6,09 miliar saham. Harga pembelian 1,22 miliar saham tersebut adalah Rp338 per saham, dengan nilai pembelian sebesar Rp413,2 miliar.
Di sisi lain, IATA turun sedalam 17,89 persen dari posisi Rp246 menjadi Rp202 per saham. Meski demikian, IATA telah mencatatkan laba bersih setelah bertahun-tahun merugi.
Peningkatan kinerja tersebut merupakan hasil dari langkah strategis Perseroan mengakuisisi PT Bhakti Coal Resources (BCR), perusahaan pemilik sembilan Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.
Pada kuartal pertama 2022, IATA mencatatkan pendapatan sebesar US$40,4 juta, naik 2.543 persen dibandingkan US$1,5 juta pada kuartal yang sama tahun lalu. Seiring dengan kenaikan pendapatan, EBITDA Perseroan juga mengalami peningkatan tajam dari negatif EBITDA US$0,3 juta menjadi positif EBITDA USD23,5 juta.
"Untuk pertama kalinya sejak bertahun-tahun, perseroan mencatatkan laba bersih sebesar US$9,4 juta pada kuartal I/2022. Bahkan kinerja keuangan pada kuartal I/2022 ini masih lebih unggul dibandingkan dengan kinerja keuangan setahun penuh 2021," ungkap Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo dalam keterangan pers, Kamis (21/4/2022).
Sebagai informasi, BCR baru tercatat dalam laporan keuangan IATA mulai 1 Desember 2021. Untuk tahun buku 2021, Perseroan mencatatkan pendapatan sebesar US$17,2 juta, EBITDA sebesar US$4,6 juta, dan rugi bersih sebesar US$0,5 juta.
Pada kuartal I/2022 BCR mencatatkan peningkatan produksi dibandingkan dengan pada kuartal I tahun lalu. Pada tiga bulan pertama tahun ini, BCR mencapai total produksi 852.322 MT, naik 95,4 persen dibandingkan dengan 436.251 MT pada kuartal yang sama tahun lalu.