Bisnis.com, JAKARTA – Setelah lembaga pemeringkat internasional Standard and Poor's (S&P) meningkatkan outlook Indonesia menjadi stabil dari sebelumnya negatif. Analis pun menilai peningkatan peringkat tersebut memberikan sentimen positif bagi pasar obligasi.
Hal tersebut disampaikan oleh Chief Investment Officer Fixed Income Manulife Aset Manajemen Indonesia Ezra Nazula kepada Bisnis, Kamis (28/4/2022).
“Dampak meningkatnya outlook Indonesia ke stabil merupakan sentimen positif yang meningkatkan kepercayaan investor atas peringkat kredit Indonesia,” ungkap Ezra kepada Bisnis.
Meski demikian, Ezra berpendapat investor masih wait and see karena adanya libur panjang Lebaran serta juga menunggu hasil rapat The Fed di awal bulan Mei mendatang.
“Setelah The Fed meeting dan libur lebaran investor akan kembali lagi mengkaji dan memposisikan portofolio kembali,” katanya.
Ezra mengungkapkan, langkah investor mengkaji dan memposisikan portofolio kembali setelah pertemuan The Fed, karena dari sisi real yield Indonesia menurutnya relatif menarik dan kondisi domestik masih stabil.
Baca Juga
Selain S&P menaikkan outlook Indonesia menjadi stabil, lembaga pemeringkat tersebut juga mempertahankan peringkat Republik Indonesia pada BBB (Investment Grade) pada 27 April 2022.
S&P sebelumnya mempertahankan Sovereign Credit Rating Indonesia pada BBB/outlook negatif pada 22 April 2021.
Dalam laporannya, S&P menyatakan bahwa revisi ke atas outlook Indonesia menjadi stabil didasarkan pada perbaikan posisi eksternal ekonomi Indonesia, konsolidasi kebijakan fiskal yang dilakukan oleh pemerintah secara gradual, dan keyakinan S&P terhadap pemulihan ekonomi Indonesia yang akan terus berlanjut sampai dengan dua tahun ke depan.
Sementara, peringkat Indonesia yang dipertahankan pada level BBB didukung oleh prospek pertumbuhan ekonomi yang solid dan rekam jejak kebijakan yang berhati-hati.