Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah menetapkan libur Idulfitri lebih lama dibandingkan dua tahun sebelumnya. Di samping itu, Tunjangan Hari Raya (THR) juga diminta untuk kembali normal, sehingga bisa meningkatkan daya beli masyarakat.
Pemerintah memproyeksikan sebanyak 85 juta orang bakal melakukan mudik Idulfitri dibandingkan dengan hanya sekitar 1,5 juta pada Idulfitri tahun lalu. Di sisi lain Kementerian Tenaga Kerja juga baru-baru ini menekankan kewajiban pengusaha untuk membayar penuh THR tahun ini setelah memberikan relaksasi selama dua tahun terakhir.
Analis Mirae Asset Sekuritas Hariyanto Wijaya mengatakan, faktor-faktor tersebut seharusnya meningkatkan daya beli masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah untuk belanja selama musim perayaan Idulfitri untuk pakaian dan pengeluaran pribadi lainnya.
Sementara itu, pemberlakuan PPKM level 2 di Jabodetabek juga memungkinkan mal beroperasi hingga pukul 10 malam. Hal ini diharapkan mampu meningkatkan minat belanja menjelang Idulfitri.
“Musim Ramadan tahun ini tampaknya memberikan momentum yang menarik bagi pemilik usaha ritel, menurut kami,” ungkapnya, Selasa (19/4/2022)
Dalam momentum menjelang lebaran ini, Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan saham PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF).
Baca Juga
“LPPF saham yang bagus untuk dimonetisasi pada periode Idulfitri. Menurut kami, pertumbuhan pendapatan LPPF akan terdorong secara signifikan oleh perayaan Idulfitri tahun ini, yang selama dua tahun terakhir ini dibatasi karena pembatasan sosial di tengah pandemi Covid-19,” jelas Hariyanto.
LPPF diperkirakan akan meraup peningkatan pendapatan yang kuat secara year-on-year (yoy) dari penjualan pakaian selama Ramadan dan meningkat lagi menjelang Idulfitri.
“Apalagi didukung oleh kewajiban pengusaha untuk membayar penuh THR Idulfitri tahun ini, setelah dua tahun terakhir hanya terbayar sebagian karena pandemi Covid-19,” ujarnya.
Makin menarik lagi, LPPF berencana membagikan dividen Rp250 per saham dari hasil laba kinerja 2021.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.