Bisnis.com, JAKARTA - Kebakaran yang melanda Tunjung Plaza, Surabaya, salah satu portofolio mal PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) menjadi buah bibir. Adalah Alexander Tedja, pendiri Grup Pakuwon dan kerap disebut sebagai konglomerat Raja Mal di Indonesia.
Mengutip Forbes, pada 2022 Alexander Tedja memiliki kekayaan US$1,2 miliar atau sekitar Rp17,22 triliun (estimasi kurs Rp14.350 per dolar AS). Alexander Tedja menempati posisi orang terkaya ke-27 di Indonesia dan orang terkaya ke-2.324 di dunia.
Pakuwon Jati didirikan oleh Alexander Tedja pada tahun 1982 dan go public pada tahun 1989. Perusahaan yang terdaftar ini dikenal dengan pengembangan mixed-use yang menggabungkan kondominium, hotel, mal dan perkantoran di Jakarta dan Surabaya.
Sebagai seorang pecinta seni, Tedja menerima Distinguished Patron of the Arts pada tahun 2017 atas pinjaman jangka panjang koleksi lukisannya ke Galeri Nasional Singapura. Adapun, Putri Tedja, Irene, menikah dengan putra miliarder Murdaya Poo.
Mengutip laman resmi Pakuwon, Tedja lahir di Medan pada 22 September 1945. Dia memiliki pengalaman sebagai pengusaha, antara lain di sektor perfilman dan perbioskopan melalui PT ISAE FILM sejak 1972, PT Pan Asiatic Film sejak 1991 serta PT Menara Mitra Cinema Corp sejak 1977.
Baca Juga
Alexander Tedja menjabat Presiden Direktur Pakuwon Jati pada periode 1989-1998 dan menjadi Presiden Komisaris Pakuwon Jati sejak 1998.
Adapun, emiten bersandi PWON pada 2021 membukukan pendapatan bersih mencapai Rp5,71 triliun atau naik 43,7 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp3,97 triliun.
Komposisi pendapatan PWON terdiri atas 47 persen recurring revenue dan 53 persen development revenue. Hal itu sesuai dengan strategi perseroan untuk tumbuh dengan komposisi pendapatan yang berimbang antara recurring dan development revenue. Pendapatan berulang atau recurring berasal dari properti sewa seperti mal dan perkantoran.
Recurring revenue perseroan 2021 mencapai Rp2,698 triliun naik 17,3 persen dibandingkan 2020 yang sebesar Rp2,3 triliun. Development revenue PWON pada 2021 mencapai Rp3,01 triliun naik 79,8 persen dibanding tahun lalu sebesar Rp1,67 triliun.
Selanjutnya, berdasarkan pendapatan per segmen kontribusi terbesar didapatkan dari sewa ritel dan penjualan kondominium masing masing 33,8 persen dan 32,6 persen, disusul rumah tapak 17,9 persen, Hotel dan Serviced Apartments 8,8 persen, sewa kantor 4,6 persen, dan penjualan kantor 2,3 persen.
Selain itu, tingkat suku bunga yang rendah dan fasilitas insentif PPN telah mendorong kinerja marketing sales perseroan pada 2021 yang mencapai Rp1,43 triliun tumbuh 40 persen dibandingkan tahun lalu sebesar Rp1,02 triliun.
Nilai marketing sales tersebut melebihi target manajemen PWON pada 2021 yang sebesar Rp1,40 triliun Komposisi penjualan pada 2021 adalah, landed houses 52 persen serta condominium dan office sebesar 48 persen.
Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Pakuwon Jati melompat 48,7 persen dari Rp930 miliar pada 2020 menjadi Rp1,38 triliun pada 2021.
Sementara itu, mengutip Antara dan Tempo.co, Kepala Bidang Laboratorium Forensik Mabes Polri Cabang Surabaya Komisaris Besar Sodiq Pratomo menyebut api pertama yang memicu terjadinya kebakaran di pusat perbelanjaan Tunjungan Plaza 5 pada Rabu 13 April 2022 berasal dari lantai 10.
Hasil itu didapat setelah tim Labfor Mabes Polri melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) kebakaran Tunjungan Plaza 5 Surabaya selama tujuh jam, mulai pukul 08.00 WIB sampai 15.00 WIB.
"Ada empat tempat (TP 5) yang terbakar masing-masing lantai 4, lantai 5, lantai 10, dan lantai 11. Kemudian kami telusuri dan ditemukan awal api kebakaran berasal dari lantai 10," ujar Sodiq